"Niat (bukanlah) Segalanya"
Bunda mengeluh dengan perilaku anaknya yang sulit diberi nasehat, malah anaknya "melawannya". Dalam hati ia bergumam, mengapa anakku jadi begini, tidak lagi mau mendengarkan nasehat-nasehatkuku, apa yang salah? Padahal NIAT ku demi untuk kebaikannya.
Fenomena diatas mungkin juga kita mengalaminya. Kita tidak lagi memiliki PENGARUH yang cukup, untuk memberikan nasehat kepada anak-anak kita, lingkungan kita, atau bawahan kita, sehingga apa yang kita harapkan mereka tidak melakukannya, padahal NIAT kita untuk kebaikan mereka juga.
NIAT BAIK tidaklah cukup untuk memberikan PENGARUH, karena NIAT bentuknya intangible (tak terlihat, dan tidak bisa dinilai/diukur), sedangkan yang bisa mempengaruhi orang lain dan membuat kita memiliki kredibilitas (dipercaya) adalah yang tangible (sesuatu yang terlihat dan bisa dinilai/diukur).
Lalu bagaimana agar kita dapat dipercaya, sehingga dapat memberikan PENGARUH (influence) kepada lingkungan kita, agar mereka mau bertindak sesuai harapan kita?
3 hal yg perlu kita upayakan untuk membangun Kredibilitas kita, agar dipercaya orang lain, yakni:
(1) Niat kita harus baik.
Niat, tetap yang pertama, karena niat merupakan formula dari setiap tindakan, niat memiliki kekuatan daya picu untuk memulai suatu tindakan, niat adalah sugesti (mantra) untuk mewujudkan tindakan, niat adalah doa agar harapan sesuai dengan tindakan, dan yang lebih penting, Tuhan menilai segala tindakan, berdasarkan niat kita.
(2) Pikiran kita harus baik
Seseorang dianggap cakap, punya kapabilitas, kalau PIKIRANNYA BAIK, karena pikiran merupakan cara mengatur strategi, perencanaan untuk melakukan tindakan, agar tepat sasaran dan sesuai dgn NIAT BAIK.
(3) Perbuatan kita harus baik.