Lihat ke Halaman Asli

Konflik GIDI, Berkah Muslim Tolikara Papua

Diperbarui: 14 September 2015   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ting tong,

Masih ingatkah dengan konflik di daerah Tolikara Papua?, ya pada hari raya Idul Fitri Kemarin belum ada 3 bulan berjalan tentu akal dan pikiran kita masih teringat dengan konflik horisontal antara sesama masyarakat Tolikara Papua yang berkeyakinan Nasrani dibawah organisasi keagamaan GIDI dan muslim Tolikara Papua yang kesemuanya adalah Rakyat Indonesia dan tinggal di tanah Papua tepatnya daerah Tolikara.

Untuk urusan konflik tersebut tidak usah kita perpanjang karena memang tidak panjang, apalagi sesama rakyat Indonesia dan penduduk resmi Papua serta masyarakat Tolikara. Sudah sepantasnya antar sesama masyarakat bahu membahu untuk membangun negeri tercinta ini dengan kebersamaan demi tercapainya cita2 luhur bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dibungkus dengan bendera merah putih, dibawah kepakan sayap burung garuda serta berfalsafah pancasila.

Konflik di Tolikara akhirnya membawa berkah tersendiri untuk umat Islam, tepatnya hari Sabtu tanggal 11 September 2015 seluruh tokoh masyarakat Tolikara Papua berkumpul dan sepakat untuk merumuskan suatu keputusan yang sangat membanggakan bangsa Indonesia, dimana hadir dalam kesempatan itu dari tokoh GIDI Pendeta Ernes Yanengga dan Pendeta Minagiwewo Kogoya, untuk tokoh muslim Tolikara Papua diwakili Ustadz Harun Hamza, tokoh Lintas Agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat serta disaksikan oleh kepolisian Musa Korwa untuk menjalin kebersamaan dan saling toleransi antar umat beragama.

sebagai wujud toleransi antar umat beragama, mulai saat itu juga disepakati bahwa Muslim Tolikara Papua diperkenankan untuk menggunakan Pengeras Suara dalam melaksanakan ibadahnya, bahkan perempuan muslim Tolikara Papua sudah diberi kebebasan untuk mengenakan jilbab atau kerudung, saat kesempatan itu juga menghasilkan kesepakatan mengenai pembentukan forum komunikasi antara umat beragama di Tolikara Papua.

Inilah Berkah konflik yang terjadi di Tolikara Papua, inilah moral sebenarnya bangsa Indonesia dengan mengutamakan kebersamaan walau beda keyakinan, dan hanya inilah tulisan yang mampu saya tuangkan. Terimakasih dan ...

 

salam,

Semangat Malam.

 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline