Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Aceh dan Kekuatan Maritim Terbaik di Dunia masa Kesultanan

Diperbarui: 23 Desember 2024   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selat Malaka zaman kesultanan Aceh|sumber : https://islamtoday.id

Aceh di masa kesultanan memiliki kekuatan maritim yang diakui dunia. Sebagai salah satu kerajaan islam yang paling berpengaruh, kesultanan Aceh tidak hanya kuat secara militer, namun cerdas mengelola pajak. 

Secara geografis, Aceh diuntungkan karena posisi berdekatan dengan selat Malaka. Hubungan dagang dengan negara asing mudah dilakukan lewat jalur laut. Terutama jalur menuju Burma, Bengal, Sri lanka, dan India. 

Karena hubungan dagang inilah, banyak keturunan Aceh mewarisi budaya dengan variasi bumbu makanan dalam setiap masakan. Kerajaan Aceh bertahan hampir 400 tahun lamanya (1514-1903). Beberapa sumber mencatat awal abad ke 14 adalah awal terbentuknya kerajaan Aceh.

Kejayaan Aceh masyhur ketika Sultan Iskandar Muda memimpin, yakni sejak 1907-1636. Aceh unggul secara ekonomi, politik, militer, pendidikan dan agama. Bandar Aceh Darussalam, yang kini dikenal sebagai Kota Banda Aceh, menjadi pusat perdagangan internasional kala itu.

Di bawah kepemimpinan Sultan iskandar Muda, pendapatan kerajaan salah satunya berasal dari pajak. Sultan memiliki sistem manajemen pajak yang disebut Qananul Asyi Ahlulsunnah wa-Aljamaah Meukuta Alam Iskandar Muda.  Sebutan lainnya adalah, Qanun Meukuta Alam.

Mereka yang bertanggungjawab mengelola pajak berada di bawah institusi bernama Balai Furdhah. Kerajaan menunjuk pegawai yang disebut Orang Kaya Sri Maharaja  Lela dan Penghulu Kawa Nazir Perniagaan. 

Fungsi lembaga ini tidak terbatas pada mengelola pajak domestik dan internasional, namun juga melakukan supervisi pertanian, perternakan, maupun pertambahan yang hasilnya bisa diekspor. 

Adapun individu yang bertugas mengelola ekspor-impor dinamai Syahbandar. Sebutan Syahbandar berasal dari kata Sah dan Bandar yang bermakna pemimpin pelabuhan. Uniknya, istilah ini masih dipakai walaupun perannya tidak sepenuhnya sama seperti masa kerajaan.

Hubungan Diplomasi Aceh-Belanda

Cornelis De Houtman yang memimpin perdagangan laut ke Aceh pertama kali, tiba pada tahun 1599. Pada awalnya Sultan menerimanya dengan baik, namun sikapnya yang arogan memperburuk keadaan. 

Cornelis adalah keturunan Belanda yang memiliki sepupu kaya bernama Reynier Pauw. Ayahnya adalah seorang barista kopi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline