Akhir tahun dan liburan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Momen liburan sekolah semestinya dihabiskan dengan berpergian penuh makna.
Orangtua sebaiknya mengemas liburan dengan perencanaan matang. Akhir tahun adalah momen paling ditunggu anak-anak. Jika orangtua mau, mereka bisa mengajak anak berlibur sambil belajar.
Anak sekolah pasti senang diajak berpergian. Namun, perjalanan keluarga kadangkala hanya meninggalkan foto-foto bersama. Padahal, banyak kisah menarik yang patut dikenang dengan menulis.
Nah, orangtua bijak tidak menghabiskan liburan tanpa makna. Oleh sebab itu, siapkan liburan anak dengan aktivitas menyenangkan. Mulailah dengan membelikan mereka buku dan pulpen sebagai media menulis.
Ajak anak untuk menuliskan kisah perjalanan liburan dari awal sampai akhir. Biarkan mereka menulis dengan alur yang disenangi. Jangan membatasi dan mengarahkan secara berlebihan.
Menulis cerita perjalanan meninggalkan kisah menarik di kemudian hari. Anak bisa mengeksplorasi daya pikir mereka dan belajar dari perjalanan liburan keluarga. Bukankah itu menyenangkan?
Daripada sekedar berlibur, menulis tentang perjalanan seringkali menjadi sumber inspirasi. Banyak hal yang terdeteksi dengan menulis. Pikiran yang dipakai untuk menulis membuka cakrawala berpikir.
Pemandangan alam dalam perjalanan terkadang memberi makna mendalam. Ya, hanya dengan menulis, seseorang dapat menyelami makna sebuah perjalanan.
Duduk berjam-jam dalam mobil tentu sangat membosankan. Kenapa tidak mencatat hal-hal unik yang kita lihat, temui, atau mungkin rasakan selama berpergian.
Cerita sederhana yang ditulis anak adalah awal mula terbentuknya ide-ide brilian. Tidak mustahil di suatu hari nanti cerita perjalanan berpas-pasan dengan ide baru yang layak dijadikan buku.
Sebut saja Agustinus Wibowo, seorang penulis yang berhasil menghasilkan karya fenomenal seperti Titik Nol dan Garis Batas. Semuanya bermula dari sebuah perjalanan.