Banyak kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari serapan bahasa Inggris. Namun, beberapa diantaranya seringkali digunakan dengan keliru.
Sebagai contoh, kata healing telah mengalami pergeseran makna ketika digunakan oleh khalayak ramai. Terkhusus mereka yang tidak memahami konteks makna kata dalam kalimat.
Dalam konteks bahasa Inggris, healing diartikan sebagai sebuah proses penyembuhan luka. Makna lainnya adalah penyembuhan dari situasi yang sulit berbentuk pengalaman trauma, stres atau semisalnya.
Nah, ketika kata healing masuk ke Indonesia, proses penyembuhan terkesan unik. Mungkin healing yang dimaksud sebagian besar orang Indonesia adalah menyembuhkan stres dari jenuh dan penatnya kehidupan.
Seorang teman penutur asli dari Amerika sempat tersenyum ketika membahas pemakaian kata healing yang didengarnya. Healing yang acapkali dipakai orang Indonesia keluar dari kaedah makna harfiah.
Kadangkala orang Indonesia begitu latah menggunakan istilah dalam bahasa Inggris. Banyak yang asal ikut-ikutan dan mempopulerkan kata atau istilah yang penempatannya malah menyesatkan.
Contoh lainnya juga mudah kita jumpai pada papan-papan atau spanduk di jalanan. Di sebuah desa, pada gerbang masuk tertulis "well come". Tentu saja yang dimaksud adalah welcome.
Di kesempatan lain, saya pernah menemukan terjemahan-terjemahan yang keluar dari konteks makna sebenarnya. Di dinding-dinding sekolah, kata-kata mutiara malah terkesan dipaksakan.
Tujuannya untuk memotivasi, tapi berakhir sebagai sebuah transaksi bahasa yang keliru. Ya, ini sangat sering terjadi karena menerjemahkan kata menggunakan google translate tanpa validasi terlebih dahulu.
Mari kita melihat contoh lain pada penggunaan kata daster dalam bahasa Indonesia yang sering diterjemahkan sebagai baju rumahan bagi wanita. Dalam bahasa Inggris disebut duster dress.