Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Adab yang Hilang dalam Menuntut Ilmu

Diperbarui: 4 November 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

adab menuntut ilmu | muslim.or.id

Ilmu akan meninggikan derajat seseorang namun tanpa adab manfaat ilmu tidak akan terasa. Otak merupakan bagian paling penting dan terlindungi dengan fungsi unlimited,  namun kemampuan otak menyimpan ilmu sangat ditentukan oleh cara memperolehnya. 

Ilmu ibarat sadaqah, semakin banyak kita membaginya ke orang lain maka semakin lama ia menetap dalam ingatan. Dalam dunia islam tidak ada istilah COPYRIGHT, karena untuk mendapatkan ilmu seseorang perlu BERGURU. 

Disinilah hadirnya ADAB. Majlis ilmu dalam islam selalu FREE OF CHARGE, karena ilmu untuk dibagikan bukan untuk diperdagangkan. Disinilah muncul KEBERKAHAN dan KEIKHLASAN. 

Seiring berjalannya waktu, konsep pengtransferan ilmu sudah tidak pada relnya. Faktor ekonomi memaksa ILMU untuk menjadi komoditas dengan PRICE TAG. Akibatnya muncul istilah EXCELLENT dan RANKING. 

Sistem pendidikan akhirnya harus meminjam kata COMPETENCY untuk membedakan Siswa yg pandai dan tidak. Dinding-dinding kelas menjadi sekat pemisah antara kelas EXCELLENT dan Kelas Biasa. 

Guru-guru pun akhirnya dipaksa untuk menjadi EXCELLENT agar bisa menghasilkan EXCELLENT PRODUCT. 

Hadirnya teknologi lagi-lagi mendorong guru untuk 'sedikit' lebih maju dari murid dalam hal ilmu,  sayangnya teknologi tidak MEMILIKI dinding layaknya kelas.  ILMU akhirnya menjadi lebih berperan daripada ADAB. 

Makanya tidak heran kita melihat jumlah murid berprestasi semakin meningkat dibandingkan jumlah murid beradab.  Salah satu penyebab karena tujuan pendidikan telah berubah arah, dari FREE menjadi FEE. 

Hampir di semua tempat kita menghadapi krisis adab sehingga merambas ke krisis lainnya. Semua memiliki PRICE TAG masing-masing sehingga nilai KEIKHLASAN pun kian punah. 

ILMU tidak lagi menjaga pemiliknya karena untuk mendapatkannya harus dengan MEMBELI, tidak jauh berbeda dengan barang. Padahal hakikat ilmu bukan komoditas dan tanpa PRICE TAG.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline