Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Yuk Intip Manajemen Sampah Pemerintah Denmark

Diperbarui: 18 Oktober 2024   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola manajemen sampah yang buruk menghasilkan tumpukan sampah liar di berbagai wilayah. | KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, per 24 Juli 2024 hasil input dari 290 kab/kota se Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton [sumber: baca disini]

Saat mengantar anak ke sekolah, pandangan saya tertuju pada sekelompok burung merpati yang sedang mengais makanan di permukaan tanah. 

Paruh-paruh burung tersebut mematuk sampah plastik yang berserakan. Sesekali mereka melahap plastik-plastik kecil untuk dimakan. Hewan mungil ini seperti kelaparan dan sulit mencari makanan di alam bebas. 

Burung merpati memakan plastik | Dok. pribadi

Manusia setiap harinya menyebar sampah di berbagai permukaan bumi. Keberadaan sampah plastik yang berserakan sungguh memprihatinkan. Tidak hanya berbahaya bagi manusia, namun sampah plastik ini juga merusak ekosistem rantai makanan bagi hewan. 

Sebagaimana kita pahami bersama bahwa hewan hidup bergantung pada alam. Sama halnya seperti manusia yang sepenuhnya bersandar pada alam untuk bertahan hidup di atas bumi.

Sampah-sampah plastik telah merubah ekosistem alami, yakni air dan darat. Rantai makanan hewan putus di tengah jalan bersebab keserakahan manusia.

Hutan yang ditebang menyebabkan habitat hewan terganggu. Sumber makanan pun hilang dari alam dan tidak sedikit hewan buruan terancam punah. Ekosistem alami sejatinya harus dipelihara, dijaga dan dilestarikan.

Faktanya, manusia setiap tahunnya merusak alam dengan menebang kayu, menggali tanah, dan merusak ekosistem liar. Akibatnya, hewan tidak lagi dapat bergantung pada alam dan terpaksa memakan 'apapun' untuk bertahan hidup.

Produksi plastik setiap tahunnya meningkat tajam. Bukankah ini sumber petaka bagi alam?

Tahun 2019 produksi sampah plastik di Indonesia sekitar 175.000 ton per hari. [Badan Informasi Geospasial] 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline