Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Refleksi 14 Hari Menerapkan Pola Lari MAF [Part 1]

Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lari pagi tehnik MAF|freepik.com

July 29 saya memutuskan untuk melakukan sebuah eksperimen. Tepat satu hari setelah mengikuti lomba lari 10k tanggal 28 July, saya ingin mulai merutinkan lari dengan tehnik MAF. 

Maximum Aerobic Function (MAF) adalah sebuah tehnik berlari dengan menjaga denyut jantung di angka rendah. MAF dipercaya sangat efektif untuk menjaga stamina lari di jarak jauh (10k, half-marathon, atau marathon). 

Benarkan MAF efektif?

Untuk membuktikannya, saya langsung mencobanya sendiri. Walaupun saya rutin lari pagi, namun detak jantung masih belum terkontrol. Makanya, saya sangat ingin melihat performa lari setelah menerapkan MAF.

Lantas, apa yang saya dapatkan setelah menerapkan tehnik MAF selama 14 hari?

Satu hal yang paling saya rasakan adalah meningkatkan performa lari. Sejauh ini, saya mampu menempuh jarak 8 kilometer dengan waktu 54 menit. Rata-rata saya berlari di kisaran 6 menit 46 detik/kilometer. 

Nah, sebelum saya menerapkan pola lari MAF, detak jantung atau yang lumrah dikenal Beat Per Menute (BPM) menyentuh angka 160 an. Saya bisa menempuh 5 kilometer di bawah 30 menit, akan tetapi detak jantmg tidak stabil.

Tabel catatan BPM lari selama 14 hari|dokpri

Uniknya, setelah 14 hari rutin berlari, BPM bisa terjaga di angka 143-145. Saya sama sekali tidak merasa lelah lari pada pace 6/kilometer. Sangat berbeda ketika lari di pace 5, BPM cepat naik dan mudah lelah. 

Dari percobaan ini, saya bisa mengambil kesimpulan jika tehnik MAF sangat efektif untuk menurunkan angka BPM di angka proporsional sesuai umur. 

Namun, untuk menerapkan pola lari MAF dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Artinya, sebagaimana pengalaman saya di lapangan, menerapkan MAF harus menjaga BPM di angka yang sama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline