Di era digital, orang tua perlu mengajarkan anak perihal keamanan data. Tentu tidak seperti bagaimana orang dewasa memahaminya. Banyak cara dan pendekatan sederhana yang bisa diterapkan dalam keseharian berinteraksi dengan anak.
Akses smartphone pada anak dewasa ini cukup memprihatinkan. Membiarkan anak tenggelam dalam dunia digital tanpa aturan memberi celah terjadinya kebocoran data.
Untuk itu, orang tua mesti mengenalkan anak pada istilah-istilah yang kerapkali muncul ketika membuka aplikasi sejenis game. Dunia anak adalah dunia bermain dan uji coba. Bagi mereka, keamanan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Literasi Digital pada Anak
Hal-hal kecil bisa berdampak baik jika dimulai dengan tepat. Sebelum menyerahkan smartphone pada anak, ajarkan beberapa istilah sederhana pada mereka.
Biasanya, anak kecil dengan rentan umur 1-3 tahun sangat mudah menekan apa saja yang muncul di layar smartphone. Orang tua perlu berhati-hati ketika membiarkan anak mengakses smartphone.
Bukan mustahil, data pribadi tersebar karena ulah anak. Oleh karenanya, pilihan terbaik adalah tidak membiarkan anak memegang smartphone kecuali benar-benar diawasi.
Idealnya, di umur dua tahun anak sudah layak diajarkan istilah digital. Sebelum membiarkan anak mengakses smartphone sendiri, secara bertahap ajari mereka lingkup aplikasi yang boleh dibuka.
Jadi, walaupun pada umumnya anak condong mengakses games di smartphone, orang tua yang bijak seharusnya membuat batasan yang jelas dengan beberapa panduan untuk diikuti anak.
Beberapa panduan berfungsi untuk mengikat anak pada aturan yang disepakati bersama. Diantaranya:
- Tidak membuka aplikasi tertentu
- Tidak serta merta menekan (click) tulisan yang muncul di layar
- Tidak Mengakses browser
- Tidak membuka aplikasi chat atau media sosial
Aturan dasar ini menjadi panduan utama bagi anak. Artinya, mereka hanya dibolehkan membuka aplikasi yang sudah disepakati. Pun demikian, orang tua perlu terlebih dahulu memahami aplikasi apa yang diakses anak.