Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Peran Orang Tua Membentengi Anak dari Judi Online

Diperbarui: 23 Juni 2024   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judi online di kalangan remaja|ilustrasi gambar:freepik.com

Maraknya Judi Online (Judol) di kalangan remaja dan dewasa semakin meresahkan. Mirisnya lagi, banyak keluarga yang hancur akibat kecemplung dalam lingkaran setan yang tidak ada ujungnya ini. Pemberantasan judol terkesan jauh panggang dari api. 

Lingkaran yang semula kecil menjadi lebih luas. Ibarat api yang membakar hutan, awalnya dianggap sepele karena kecil, akhirnya melenyapkan seluruh habitat hutan. 

Timbul pertanyaan, apakah perkara judol sudah masuk fase penularan atau pembiaran?Jika judol adalah sebuah virus, pasti ada antivirus yang sekiranya disiapkan untuk menghentikan laju virus agar tidak menjangkiti lebih banyak orang. 

Alternatif kedua, membiarkan virus menyebar dan memakan lebih banyak korban, baru kemudian antivirus diproduksi secara masif.Padahal, lingkaran perjudian terus menelan korban. Para remaja terjerumus karena sekedar mencoba di awalnya dan kecanduan, hingga hilang akal sehat. 

Kendati demikian, peran pemerintah untuk menghentikan laju judol terkesan lambat. Semakin lama ditangani, maka efek judol akan semakin sulit diberantas.

Saya sudah sering mendengar kisah korban judol yang sangat meresahkan. Mulai dari kasus perceraian sampai harta keluarga yang ludes dipakai untuk menutupi hutang ratusan juta.

Akar Masalah Perjudian

Merebaknya kasus judi di masyarakat bukan terjadi dalam waktu singkat. Tanpa kita sadari, lingkaran perjudian meluas karena sikap abai masyarakat sekitar, terkhusus peran orang tua dalam rumah yang semakin minim.

Kalau kita melihat akar masalah, perangkap judi hadir seiring mudahnya jaringan internet. Benteng keluarga dalam hal menangkal judi online seharusnya berada di baris pertama.

Betapa tidak, anak-anak, remaja, sampai orang dewasa sangat mudah terlelap dalam smartphone. Iklan-iklan perjudian kini semakin mudah terlihat baik itu di media sosial dan situs-situs blog.

Tanpa peran orang tua, anak-anak sangat mudah terjerumus pada judol. Pertama mereka iseng membuka, kemudian mencoba, lantas masuk dalam pusaran judol karena ketagihan.

Para remaja yang masih katagori umur menuju dewasa boleh jadi tidak sadar ketika tertarik dalam pusaran judol. Makanya, orang tua benar-benar harus mengecek apa yang diakses oleh anak.

Waktu Luang yang Buruk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline