Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Jembatan Maut

Diperbarui: 21 Juni 2024   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi jembatan|https://ronymedia.wordpress.com

Di balik dinding tersimpan kisah. Darah segar mengalir di lantai, mengental hitam pekat. Nyawa-nyawa tidak berdosa diambil paksa, anak-anak menyimpan trauma. 

Kampung-kampung dengan ribuan kisah. Pepohonan sebagai saksi, jalan-jalan kecil menyisakan langkah anak laki-laki yang diambil paksa di malam hari.

Tubuh-tubuh yang tidak pernah kembali selain nama yang dikenang. Para suami yang dibunuh dengan dalih kekerasan. Bilik-bilik sunyi menyimpan peluru yang membabi buta.

Jembatan maut tempat darah-darah mengalir. Puluhan jasad hilang seketika, terbawa arus sungai yang deras. Di tengah malam, jeritan laki-laki tidak berdosa.

Kisah-kisah yang tidak pernah tertulis di buku. Namun, berbekas tajam dalam ingatan antar generasi. Darah telah hilang, jeritan lenyap, dinding kayu telah dimakan rayap. 

Pohon-pohon tetap berdiri, jembatan yang masih menyimpan bukti, dan jalan-jalan kecil yang terus dilalui. Semua sudah berlalu, tapi kisah pilu tidak pernah menjadi abu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline