Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Lari Pagi di Bulan Puasa, Amankah?

Diperbarui: 21 Maret 2024   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lari pagi|Dokpri

Setelah menyelesaikan shalat subuh, saya bergegas pulang ke rumah. Hari ini saya sudah rencanakan untuk lari pagi sebagaimana biasanya sebelum Ramadan.

Kalau lama berdiam di rumah setelah sahur, rasanya pingin tiduran saja. Ya, lebih baik saya segera melarikan diri dari rumah.

Apakah aman jika tetap melakukan aktivitas lari selama puasa?

Dari beberapa artikel yang sudah saya baca, katanya sih aman-aman saja selama larinya tidak kencang amat.

Kebanyakan menyarankan lari di waktu sore agar tubuh tidak terdehidrasi. Masuk akal juga sih, apalagi jika banyak keringat yang keluar dari tubuh.

Sisi positif lari di sore hari yaitu bisa langsung buka puasa beberapa menit setelah aktivitas lari selesai!

Nah, kebetulan saya sudah mencoba lari pagi di hari pertama puasa dengan kecepatan maksimal 9 menit/km. Kalau di hari normal, saya biasa lari dengan kecepatan 5.4 menit/km.

Setelah lama tidak lari pagi, saya memutuskan untuk mulai berlari kembali. Tubuh terasa tidak fresh akibat terlalu lama tidak bergerak selama bulan puasa.

Saya jadi teringat satu agenda yang sudah lama saya daftarkan, yaitu virtual run/walk. Aktivitas jalan yang sengaja dibuat secara virtual dengan menggunakan aplikasi lokal bernama Gerak.

Total jarak yang harus saya selesaikan adalah 14 km. Pagi ini saya mulai jam 6:20, suasana masih sedikit gelap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline