"Information overload is a state of being overwhelmed by the amount of data presented for one's attention or processing" [read here]
Untuk bisa menyerap informasi lebih efisien, seseorang perlu mendapatkan input yang sesuai. Bagi anak berumur 6-12 tahun, kemampuan fokus belum maksimal dan terus berkembang seiring bertambahnya umur.
Beberapa kali berkunjung ke sekolah dasar, saya melihat begitu banyak informasi terpampang di dinding kelas. Bahkan, informasi yang disajikan sejatinya tidak terlalu 'penting' bagi anak-anak yang daya pikirnya masih terbatas.
Kenapa terlalu banyak informasi malah memperlambat fokus?
Ketika informasi diberikan berlebih, maka otak akan menyerap banyak input. Hal ini membuat otak kehilangan kemampuan untuk fokus pada hal penting. Akibatnya, informasi yang dilihat secara visual malah memperburuk kemampuan anak untuk fokus.
Khususnya pada tingkat sekolah dasar, ruang kelas seharusnya tidak didesain dengan banyak informasi visual yang kurang relevan. Konsentrasi belajar akan terpecah saat guru menjelaskan pelajaran, dimana fokus anak malah teralihkan oleh tulisan tertentu.
Otak tidak memerlukan banyak informasi pada tahap awal. Bagi anak setingkat sekolah dasar, informasi berbentuk gambar lebih efisien bagi otak untuk bekerja maksimal ketimbang tulisan bertebaran di dinding kelas.
Di banyak sekolah, konsep 'memperbanyak' informasi di dinding kelas malah dianggap baik. Padahal, ruang yang dipenuhi ragam tulisan malah memperlambat konsentrasi siswa.
Tidak heran, ruang-ruang kelas yang sebenarnya berfungsi untuk memperbaiki fokus siswa malah menyebabkan information overload pada memori siswa.
Information overload sering terjadi pada orang dewasa, namun pada kenyataannya kelebihan informasi juga sangat mungkin menjangkiti anak sekolah dasar.
Lantas, lingkungan sekolah yang bagaimana yang baik untuk anak sekolah dasar?