Dalam debat cawapres istilah demo rompi kuning diangkat ke permukaan oleh saudara Gibran. Ia mengaitkannya dengan istilah greenflation. Tidak semua orang familiar dengan istilah ini, termasuk saya sendiri.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud oleh saudara Gibran?
Mari kita coba bahas di tulisan ini!
Demo rompi kuning berasal dari frasa the yellow vest movement atau dalam bahasa Prancis terkenal dengan mouvement de gilets jaunes.
Pada situ Harvard.edu, ada pembahasan menark tentang gerakan rompi kuning. Disana tertulis bahwa gerakan ini dipicu oleh gejolak politik yang dikaitkan dengan ekonomi.
Gerakan ini baru muncul pada Oktober 2018 termotivasi oleh kenaikan harga minyak oleh pemerintah. Bukan hanya itu, biaya hidup yang semakin mahal bagi kaum menengah ke bawah juga mendorong terjaringnya masa yang lebih besar.
Presiden Emmanuel Marcon yang saat itu menjabat diminta untuk turun dar jabatannya karena berlaku tidak adil dalam pemberlakuan pajak.
Gerakan rompi kuning juga menyebabkan memicu aksi penjarahan pada toko-toko. Protes terbesar dalam sejarah Prancis itu dimulai pada 17 November 2018.
Kenaikan harga minyak ke angka $1.6 tidak hanya memberatkan masyarakat kelas menengah ke bawah. Presiden Macron sengaja menaikkan harga minyak dengan dalih isu perubahan iklim dan proteksi lingkungan.
Gerakan ini menuntut keadilan pada pemerintah. Pajak condong menyusahkan rakyat kecil, sebaliknya memperkaya pengusaha. Gerakan ini berhasil mengumpulkan 300 ribu orang di jalanan Prancis.