Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Kampanye Digital Solusi Ramah Lingkungan

Diperbarui: 16 Januari 2024   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampanye digital|ilustrasi:freepik.com

Merujuk pada Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) partai politik, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merilis besaran dana yang sudah dikeluarkan. Jumlahnya sungguh mencegangkan!

Dana kampanye yang tidak sedikit itu jika dikelola dengan baik dan tepat mampu memperbaiki taraf hidup rakyat menengah ke bawah. Dalam beberapa bulan ini, kita melihat betapa masifnya spanduk, baliho dan poster calon legislatif dipasang pada berbagai tempat. 

Kalau kita mau jujur, seberapa pentingkah baliho, poster dan spanduk dengan gambar orang tersebut? 

Jawabannya kembali pada kepentingan partai. Pada hakikatnya, gambar-gambar caleg hanya, kalau boleh saya katakan, pemborosan anggaran semata.

Kemana kemudian spanduk, poster dan baliho itu berakhir? tumpukan sampah!

Percetakan diuntungkan, itu benar. Nilai keuntungan dari musim pemilihan umum memihak pada sektor usaha percetakan. Namun, jika dicermati lebih jauh, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan?

Usaha printing membutuhkan bahan baku yang berasal dari kayu. Keberadaan pohon-pohon di hutan semakin mengerucut. Hasilnya, kualitas udara memburuk dan pemanasan global semakin merajalela.

Dampak yang lebih luas dirasakan oleh petani. Debit air semakin menurun karena musim kemarau yang panjang. Akibatnya, hasil panen anjlok. 

Lalu, pemerintah mengusung proyek food estate yang katanya mampu menciptakan swasembada pangan. Di sisi lain, partai pengusung caleg membawa slogan perubahan dengan terus menggunakan poster, spanduk dan baliho. 

Ibaratnya, mereka berkelit lidah berkata "mari pilih saya, agar alam semakin rusak". Tentunya, dengan cara elegan dan sopan. Kalau tidak begitu, ya bukan caleg dong. 

Kampanye Digital

Ketimbang memajang poster di jala-jalan, kenapa tidak berinovasi. Apalagi jaman sekarang orang lebih aktif di sosial media daripada membaca spanduk di tepi jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline