Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Tantangan Membangun Kota Mandiri Berbasis Nilai Adat

Diperbarui: 24 Januari 2024   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota mandiri dan nilai adat istiadat. (Freepik.com)

Arus urbanisasi memaksa perubahan dalam lingkup sosial. Nilai-nilai adat istiadat terus bergeser dan bisa hilang dalam modernisasi. Keberadaan kota mandiri adalah jawaban atas kebutuhan primer untuk hidup, namun konsekuensi ke depan harus diperhitungkan dengan matang.

Dorongan pekerjaan diikuti oleh gaya hidup modern menciptakan pasar baru. Hunian yang adem ditambah jaminan keamanan membuka ruang terciptanya kota mandiri. 

Kota mandiri yang dulunya dianggap mahal, kini sudah semakin terjangkau bagi kaum muda. Terbukanya akses pekerjaan melalui peran teknologi memberi dampak sosial berbeda pada generasi saat ini.

Sebagai contoh, Bumi Serpong Damai (BSD) adalah satu dari pengembang ternama yang berhasil 'menjual' predikat kota mandiri ke publik. Kota Serpong berhasil disulap dalam waktu singkat menjadi kota elit.

Siapa yang tidak terpicut ketika ditawari hunian nyaman dan aman? 

Kaum muda yang berpenghasilan menengah ke atas jelas menjadi sasaran. Keberadaan pusat pembelanjaan, rumah sakit dan ragam fasilitas pendukung adalah keuntungan ketika berada sebagai penghuni.

Serpong yang kala itu dikenal sebagai kawasan karet, sejak 1980 berubah nama. 19 Januari 1984 Bumi Serpong Damai (BSD) didirikan, dengan target ribuan hektar lahan disulap dalam kurun waktu terukur. 

Jangan tanya berapa perputaran uang di sana, jumlahnya bisa menyentuh angka 6 triliun lebih dalam bentuk tanah dan aset bangunan.

Angka yang besar, bukan?

Kita masih berbicara satu pengembang. Jika Anda menuju ke Tangerang, di sana ada Karawaci dengan wilayah 16 ribu km persegi. PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjadi pioner berdirinya kota mandiri yang kemudian disebut Lippo Village tahun 1990.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline