Vania viral karena fasih berbahasa Jepang. Orang-orang tidak sepenuhnya percaya jika ia belajar bahasa Jepang hanya dengan nonton anime Jepang. Bahkan, Vania tidak memiliki kamus bahasa Jepang dan tidak pernah kursus bahasa Jepang.
Kasus seperti ini langka, namun bukan berarti mustahil. Sebagai pembelajar bahasa dan pengajar bahasa asing, saya pribadi percaya jika Vania bisa lancar karena input dari menonton anime.
Belajar bahasa asing jelas tidak mudah. Ketika belajar bahasa Mandarin, saya menghabiskan waktu setidaknya 6 bulan belajar intonasi dan aturan dasar. Setiap bahasa memiliki tingkat kesulitan berbeda.
Lantas, benarkah input langsung dengan menonton lebih memudahkan seseorang untuk belajar bahasa asing?
Jawabannya, sangat bisa!.
Namun, input saja tidaklah cukup. Untuk memperoleh output yang baik, seseorang perlu mempraktekkan apa yang sudah didengarnya sebanyak mungkin.
Belajar bahasa langsung di negara asalnya juga tidak menjamin seseorang untuk fasih berbahasa asing. Ketika dulu sempat kuliah di Amerika, saya bertemu banyak mahasiswa asing dari berbagai negara:mayoritas berasal dari Cina, Jepang, dan Arab Saudi.
Apakah mereka fasih berkomunikasi dalam bahasa Inggris? TIDAK! hanya 1 dari 5 yang benar-benar mudah dipahami. Faktor utamanya karena mereka lebih sering memakai bahasa sendiri ketika berkumpul dengan teman senegara.
Jadi, mau dimanapun kita berada, sangat mungkin untuk menguasai bahasa asing. Kuncinya dua: termotivasi belajar bahasa asing dan mendapatkan input langsung dari sumber otentik.
Kemauan besar untuk menguasai bahasa asing secara tidak langsung membuat seseorang dapat belajar lebih cepat. Saya menemukan fakta yang sama ketika mengajari bahasa Indonesia ke orang asing.