Hampir 90% masalah kesehatan bersumber dari buruknya asupan makanan sehari-hari. Tanpa kita sadari, ada milyaran bakteri baik yang berada dalam lambung untuk membantu keberlangsungan hidup manusia.
Makanan merupakan sumber energi bagi manusia. Sayangnya, kita sering lupa untuk memilih dan memilah makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam tubuh. Milyaran bakteri yang sebenarnya kita berhutang budi pada mereka setiap detik.
Kompleksitas masalah kesehatan semakin rumit seiring membludaknya makanan berbungkus. Setiap kali kita melangkahkan kaki ke pusat pembelanjaan, semakin dekat kita pada sumber penyakit.
Ini bukan perkara sepele. Kualitas kesehatan setiap kita sangat ditentukan oleh jenis makanan yang kita masukkan ke mulut. Saat ini jumlah makanan berbungkus plastik semakin meresahkan. Bukan masalah plastiknya, namun cara makanan itu diproses menjadi sumber masalah utama.
Istilah ultra-processed food mungkin belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh khalayak ramai. Padahal, sumber informasi berlimpah. Tidak mungkin rasanya kita tidak memahaminya.
Makanan-makanan yang diproses bertahap dengan tambahan zat pewarna atau rasa, lalu kemudian masuk dalam kemasan bungkusan merupakan gambaran ultra-processed food.
Jenis makanan seperti ini memberi dampak buruk bagi tubuh. Selain menjadi sumber makanan terburuk bagi mikroorganisme dalam lambung, organ penting tubuh perlu bekerja lebih giat untuk menyaring residu yang tidak bermanfaat.
Hari ini kita menyaksikan betapa jenis penyakit tidak memilih usia. Kanker, diabetes, strok, obesitas, dll menyerang siapa saja. Mau muda atau tua semua bisa terjangkit penyakit tersebut.
Faktor asupan makanan yang buruk membuka pintu penyakit bagi tubuh. Kita abai akan asupan makanan baik untuk mikroorganisme dalam lambung. Akhirnya, mereka tidak mampu melindungi kita dari serangan bakteri jahat.
Milyaran mikroorganisme dalam tubuh kita sejatinya adalah perisai untuk melawan penyakit. Mereka ibarat tentara yang wajib kita jaga dengan memberi makanan terbaik.