Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Membangun Nilai dalam Keluarga, Memandu Anak untuk Menemukan Jati Diri

Diperbarui: 3 September 2023   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

membangun keluarga | freepik.com

Your family is the most important organization in the world

Membangun keluarga dengan prinsip hidup yang benar membutuhkan usaha. Kebanyakan keluarga tidak menentukan nilai-nilai penting yang seharusnya diwariskan kepada anak sejak kecil.

Kebiasaan yang diwariskan kepada anak umumnya berasal dari apa yang memang rutin dilakukan di rumah. Alhasil, kebiasaan ini condong menjadi hal yang diturunkan tanpa harus dipertanyakan lagi.

Anak-anak tumbuh besar dengan melihat kebiasaan yang sejatinya tidak begitu mereka pahami. Pada akhirnya, kebiasaan yang mereka lihat akan diwariskan lagi tanpa harus dipertanyakan apakah benar atau tidak.

Anak-anak lalu menjalani kehidupan luput dari nilai yang memandu mereka sehari-hari. Dengan sendirinya, mereka tidak menemukan jati diri ketika dewasa. 

Nilai-nilai penting seperti kejujuran, kedisiplinan, dan kebersihan bukanlah hal yang diutamakan dalam kebanyakan keluarga. Sehingga, anak tumbuh dalam lingkungan yang dengan gampangnya merusak pola pikir.

Betapa sulitnya mendapatkan keluarga yang memegang prinsip kejujuran sebagai nilai. Seorang ayah yang bekerja mungkin saja tidak jujur karena sering berada di luar kantor, kemudian membawa hasil kerja berupa uang gaji untuk memberi makan anak.

Seorang ibu mungkin saja sering membiarkan rumah kotor dan menumpuk sampah. Kemudian anak melihat kebiasaan ini dan menganggapnya hal yang wajar. 

Bukankah seorang ayah semestinya berfungsi sebagai pemimpin dalam keluarga? bagaimana mungkin ia bisa menerapkan prinsip hidup yang penuh dengan nilai jika ia sendiri masih belum menerapkan nilai-nilai itu dalam dirinya.

Makanya, tidak heran jika kita lebih mudah menemukan keluarga yang hidup tanpa nilai ketimbang mereka yang teguh memegang nilai dalam membesarkan anak.

Sebagai pemimpin yang bertanggungjawab member nafakah bagi keluarga, nilai kejujuran dalam bekerja adalah kewajiban. Tanpa berpegang teguh pada nilai ini, maka uang yang dibawa pulang tidak lagi mengandung unsur halal 100%.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline