Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Sepetak Sawah

Diperbarui: 18 Juli 2023   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepetak sawah. Freepik.com

Langit begitu cerah saat Riki berusaha mengangkat padi di pematang sawah. Sudah tiga hari ia dan ibunya berada di sawah yang berjarak 100 meter dari rumah mereka. 

Hasil panen padi kali ini tidak seperti harapan, cuaca panas membuat kualitas padi menurun. Setidaknya, hasil panen kali ini hanya cukup untuk makan selama sebulan. 

Semenjak ditinggal sang ayah, Riki memutuskan untuk menetap di kampung guna menemani ibunya. Kepergian ayah Riki memang mendadak dan meninggalkan perih bagi keluarganya.

Sebenarnya, Riki sudah mendapatkan tawaran untuk kuliah di beberapa kampus di kota. Ia anak yang rajin dan berprestasi di sekolah. Bahkan, satu surat dari kampus Amerika sudah diterimanya, namun keinginan untuk menemani sang ibu tidak menarik minatnya untuk pergi dari kampung halaman.

Sebagai anak tunggal, Riki terpaksa menjadi tulang punggung keluarga untuk menutupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Riki terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana. 

Ia sudah terbiasa berjalan kaki dengan jarak 20 kilometer setiap hari untuk menempuk sekolah di desa seberang. Sebuah jembatam gantung kerap dilaluinya ketika menyebrangi sebuah sungai yang memisahkan desanya. 

Saat Ayah Riki masih hidup, semua keperluan keluarga tersedia. Kini Riki harus menggantikan tugas sang ayah menanam padi di sepetak sawah warisan keluarga. 

Untuk menambah penghasilan, Riki juga mencoba belajar menjadi montir di sebuah bengkel di kampung sebelah. Uang yang diterima juga tidak menentu, kadang hanya 30 ribu per hari, itupun jika ada kerjaan.

Ibunya tidak melarang Riki untuk melanjutkan kuliah, tapi Riki tetap tidak mau meninggalkan ibunya sendiri di kampung. Padahal, dengan tawaran beasiswa S1 dari kampus ternama di Amerika, Riki tidak perlu khawatir untuk biaya pendidikan.

Suatu hari, sebuah surat tiba di rumahnya. Tepat di bagian depan Amplop coklat terpampang jelas sebuah tulisan dalam bahasa Inggris dengan logo kampus tersohor. 

Sebulan yang lalu, Riki pernah mengikuti tes secara online dan berhasil masuk ke tahap akhir tes wawancara sebuah kampus asal Jerman. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline