Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini terjadi dengan cepat. Jika dulu gerbang ilmu hanya melalui sekolah, keadaan sekarang jauh berbeda.
Membaca adalah gerbang masuknya beragam ilmu. Menghabiskan waktu dengan membaca sama halnya seperti hadir di dalam kelas untuk menerima pelajaran dari guru.
Bahkan, dengan dukungan teknologi di era digital saat ini, kegiatan membaca bisa dilakukan kapan saja bermodal laptop, tablet, atau bahkan smartphone.
Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mau belajar. Mungkin ke sekolah butuh usaha lebih maksimal, harus mempersiapkan diri dan menempuh jarak beberapa kilometer. Membaca buku hanya membutuhkan kemauan dan waktu.
Salah satu manfaat nyata membaca yaitu memperkaya diri dengan ragam bahasa, termasuk diksi dan literatur. Semakin banyak seseorang membaca, maka semakin bagus kemampuan berbahasa.
Di satu sisi, membaca memberi manfaat berlebih pada akses beragam ilmu yang dulunya terkesan mustahill. Misalnya, untuk menguasai bidang tertentu, membaca bisa menjadi alternatif yang sangat efisien untuk menghemat waktu.
Ketimbang harus menunggu waktu lama untuk menguasai bidang tertentu, kenapa tidak menyediakan waktu untuk membacanya dari para pakar di belahan dunia.
Kendala bahasa terkadang membuat orang surut untuk mulai membaca. Tidak bisa dipungkiri, buku-buku berbobot banyak ditulis oleh penulis barat dengan latar belakang bahasa Inggris.
Tidak heran, penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, menjadi pembuka gerbang keilmuan. Akses akan banyak literatur dimulai dengan kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni.
Meskipun demikian, masih banyak buku yang berkualitas ditulis oleh banyak pakar di Indonesia. Walaupun, harus saya akui membaca buku dalam bahasa Inggris memberi akses ilmu yang lebih luas dan tanpa batas.