Memegang smartphone sampai tiga jam terasa tidak melelahkan, namun membaca Al-Quran untuk 30 menit begitu lama rasanya. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Al-Quran ketika dibaca memberi manfaat tak terhitung, baik secara jasmani atau rohani. Setidaknya, membaca Al-Quran memberi ketenangan batin yang sulit dijelaskan.
Membaca Al-Quran secara rutin juga menambah keberkahan dalam hidup. Jika tidak yakin, coba rutinkan membaca Al-Quran setiap hari dan lihatlah perbedaannya.
Waktu yang kita habiskan jauh lebih produktif ketika sering membaca Al-Quran. Secara hitungan memang tak masuk akal, tapi begitulah efek bacaan Al-Quran.
Salah satu penyebab datangnya rasa malas membaca Al-Quran yaitu bersebab maksiat yang diperbuat seseorang. Maksiat terbagi dua: pertama yang terlihat. Kedua, yang tidak terlihat.
Mencuri, mendhalimi orang, makan makanan haram masuk katagori pertama. Sedangkan, berbagai penyakit hati seperti ria, ujub, sombong, tamak, dengki merupakan maksiat yang tidak terlihat.
Maksiat yang lebih berbahaya efeknya adalah katagori kedua. Penyakit hati yang sering tidak terlihat malah bisa berefek buruk pada orangnya.
Bagaimana kita tahu kalau kita memiliki penyakit semisal sombong, iri hari, dengki atau riya? tanyakan pada diri sendiri, pasti kita bisa menemukan jawabannya.
Nah, jika ingin mudah tergerak membaca Al-Quran, maka kita harus membersihkan diri dari penyakit hati terlebih dahulu. Jangan mudah iri pada orang lain, jangan berlaku sombong, jangan dengki dan jauhi riya.
Penyakit yang muncul dari dalam ini memberi bekas noda pada hati kita. Bukan bermakna sakit hati secara fisik, tapi lebih kepada gelapnya hati.
Orang yang hatinya sudah gelap karena maksiat batin, biasanya akan sulit menerima nasehat dan mudah terbuai dalam maksiat. Makanya, terdapat beberapa ayat Al-Quran yang sejatinya dipakai untuk merukyah.
Syaitan sangat mudah memperdaya manusia dengan maksiat batin yang sering dilakukan. Akhirnya, berbuat maksiat terlihat dan terkesan menyenangkan bagi sebagian orang.