Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Dua Penghambat Bisnis yang Jarang Disadari, Apa Saja?

Diperbarui: 24 Maret 2023   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penghambat bisnis|freepik.com

Pernahkah kita melihat usaha kuliner yang baru beberapa bulan dibuka lalu tiba-tiba tutup? Atau toko kelontong yang tahun lalu diresmikan, lalu beberapa bulan kemudian tidak terbuka lagi.

Kira-kira apa penyebabnya? Mungkinkah modal tidak cukup atau ada kerugian yang tidak sanggup ditutupi?

Visi yang tidak Jelas

Saya punya teman yang dulu pernah buka usaha kuliner. Di awal semua terlihat baik-baik saja. Soal rasa tak usah diadu, nasi uduk yang ia jual punya rasa yang khas. Harganya pun cocok dengan kantung mahasiswa. 

Saat itu, teman saya ini hanya sebatas mengadu nasib. Karena tidak punya kerjaan tetap, ia memilih berjualan nasi uduk di warung kopi orang. 

Ia pernah pindah ke tempat berbeda karena beberapa alasan yang sulit dipahami. Satu yang saya tahu, ia tidak membangun usaha kulinernya dengan sebuah visi yang mudah dipahami. 

Benar, tujuan utamanya adalah uang. Tentu itu tidak dapat dipungkiri. Siapa yang tidak menghendaki profit ketika memulai usaha. Semua pelaku usaha pasti menginginkan profit. 

Sayangnya, tanpa visi yang jelas, lika-liku bisnis tidak berjalan baik. Visi ini laksana kompas yang dapat memandu saat arah tak terlhat jelas. 

Modal usaha bisa dicari, tidak cukup bisa dipinjam. Tapi, sebuah visi tidak bisa dibeli, melainkan dibuat secara tertulis dari awal. Jauh sebelum bisnis dimulai.

Pada banyak contoh, toko kelontong misalnya, banyak diantaranya yang tidak mampu bertahan lama. Sebabnya satu, mereka tidak mampu beradaptasi dengan baik mengikuti zaman. Akarnya adalah visi yang tidak jelas. 

Pelaku usaha retail seperti Alfamart dan Indomaret memiliki visi spesifik tentang berapa omset yang mereka taksir perbulan dan berapa lokasi baru yang bisa dijamah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline