Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Memahami Konsep Proactive untuk Membangun Bisnis yang Kuat

Diperbarui: 22 Maret 2023   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proactive dalam berbisnis | freepik.com

Sebuah perencanaan bisnis yang matang secara tidak langsung akan menjamin profit jangka panjang. Membangun bisnis haruslah tepat secara waktu dan akurat membaca pasar.

Dua hal ini saling bekerja beriringan. Mari kita ambil satu contoh sederhana. Jika di suatu tempat sedang dilaksanakan lari maraton, disana akan ada peluang bisnis.

Namun, sebuah peluang hanya mampu dibaca oleh orang yang jeli melihat keadaan. Misalnya, ada dua orang yang hendak menjual produk mereka. Si A berencana menjual donat dan si B memilih jualan jus jeruk manis. 

Kedua produk ini memiliki kemungkinan dibeli oleh para pelari. Meskipun demikian, jika berbicara dari sudut pandang keakuratan penjualan, maka jus jeruk manis mampu menghilangkan gerah pelari. 

Tapi, tunggu dulu! ada satu faktor lagi yang harus dipertimbangkan, yaitu waktu. Ketika berbicara tentang waktu, ini erat kaitannya dengan tempat. 

Menjual jus jeruk manis setelah para pelari lelah tentu lebih menyakinkan. Maknanya, tempat area berjualan juga harus benar-benar dianalisa lebih awal agar kemungkinan produk dibeli lebih besar. 

Sama halnya dengan si A yang ingin berjualan donat, waktu yang paling tepat pastinya bukan saat pelari sedang menuju finish line. Artinya, potensi pasar sejalan dengan timing yang baik.

Nah, kejelian membaca peluang adalah awal datangya ide bisnis. Secara simpelnya, untuk berbisnis ada tiga hal yang harus dilihat, target pasar, jenis produk/jasa, dan mekanisme pembayaran. 

Selama tiga hal di atas tersedia, peluang bisnis jelas ada. Contoh paling sederhana, dulu saat Covid menyapa, peluang berjualan masker sangat menggiurkan. Pasarnya ada, peluang bisnis tercipta dan keutungan didapat.

Sayangnya, seiring Covid mereda, penjualan masker menurun karena faktor permintaan yang berkurang. Persis sama seperti permintaan hand sanitiser yang gila-gilaan.

Awalnya, peluang bisnis masker dan sejenisnya sangat menguntungkan. Ada pihak yang sangat diuntungkan, tapi sebagian mengambil kesempatan dengan melipatgandakan harga. 

Pola bisnis seperti ini sangat tidak dianjurkan. Bisnis yang condong fokus pada profit, biasanya lebih cepat melengser dari pasar. Bisnis yang bertahan lama adalah mereka yang Proactive. 

Proactive dan defensive dalam berbisnis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline