Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Akankah Kecerdasan Buatan Menyerupai Manusia Asli?

Diperbarui: 23 Februari 2023   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecerdasan buatan|freepik.com

Pada tahun 2021 Ray Kurzweil, seorang ilmuan komputer Amerika, memberi sebuah pernyataan bahwa kecerdasan buatan akan mampu menyerupai manusia pada tahun 2029.

Yang dimaksud dengan menyerupai manusia disini adalah memiliki tingkat kecerdasan (intelligence) setara dengan manusia. Begitulah prediksi yang diungkapnya di majalah Forbes. 

Kurzweil stated to Futurism, "2029 is the consistent date I have predicted for when an AI will pass a valid Turing test and therefore achieve human levels of intelligence"

Sebuah prediksi bisa saja mendekati benar. Ada tren dan analisa mendalam yang dilakukan oleh pakar komputer untuk membaca kemungkinan masa depan.

Dalam banyak hal, kecerdasan buatan tidak bisa dinafikan sudah memasuki banyak aspek kehidupan. ChatGPT adalah salah satunya dan beberapa lainnya tentu saja akan segera menyusul.

Era kecerdasan buatan memberi kemudahan dan kecepatan. Dua hal ini kerap dielukan oleh banyak pihak, tak terkecuali oleh generasi milenials. 

Aspek positif Kecerdasan Buatan

Meskipun secara kasat mata banyak hal positif yang bisa didapat, seperti analisa kesehatan dimana berguna untuk memprediksi jenis penyakit dengan cepat dan akurat, ada kekhawatiran berlebih yang mungkin saja terjadi kedepannya. 

Kita ambil contoh sisi positif lainnya, misal era driverless cars yang memungkinkan mobil tanpa pengemudi. Dengan bantuan kecerdasan buatan, manusia tidak lagi harus menyetir karena bahasa pemograman bisa mengambil alih kontrol kemudi.

Di beberapa negara maju, hal ini mulai diterapkan, walaupun masih dalam tahap ujicoba. Di masa depan, manusia tidak lagi melakukan banyak gerak.

Baiklah, kita bahas contoh lainnya, virtual assistant yang bisa dengan mudah menggambil alih pekerjaan manusia. Para CEO ataupun direksi perusahaan nantinya tidak perlu membayar mahal untuk memperkerjakan asisten yang harus menetap di kantor. 

Nah, itu tadi beberapa contoh aspek positif hadirnya kecerdasan buatan dalam lingkup kehidupan sehari-hari. Sekarang mari kita lihat sisi negatif yang bisa terjadi.

Aspek Negatif Kecerdasan Buatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline