Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

Pemerhati pendidikan dan pakar bahasa asing

Childfree Bukan Budaya Kita

Diperbarui: 10 Februari 2023   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Childfree world.Canva

Saat ini dunia sudah mulai terbalik, jadi sangat wajar jika pernyataan tidak lagi keluar dari ahlinya. Dengan peran teknologi dan akses informasi yang tidak lagi terbatas, banyak pernyataan yang harus disaring sebelum dicerna otak.

Anak muda yang kini mulai eksis karena menganggap diri punya peran sering mengeluarkan statement yang tidak pada ranahnya. Seperti istilah Childfree yang salah penempatannya .

Childfree yang keluar dari pernyataan influencer tidak selamanya bisa diserap langsung untuk diterima otak. Sekarang ini banyak orang yang berbicara bukan pada ranah keilmuannya, jadi berhati-hatilah.

Semua pasangan yang menikah pastilah pingin punya anak, jika ada yang tidak kepingin mungkin saja memiliki alasan mendasar. Seperti alasan medis yang tidak memungkinkan untuk memiliki anak karena resiko.

Adapun dalih tidak ingin punya anak karena ingin terlihat cantik sulit diterima akal. Kenapa? karena banyak orang yang bertambah cantik setelah memiliki anak. 

Memiliki anak bukan sekedar karena memperbanyak keturunan, lebih dari itu anak adalah penyejuk hati kedua orang tua dan pewaris bangsa.

Bayangkan saja, jika ada 1 juta orang tidak ingin punya anak, siapa yang mau urus negara ini? 

Negara seperti Jepang sekarang sedang menghadapi krisis warga negara. Keengganan untuk menikah dan punya anak membuat Jepang khawatir bagaimana nasib negaranya kedepan.

Sama seperti korea selatan yang juga mengalami krisis penduduk karena faktor anak muda enggan menikah. Alasannya banyak, namun yang paling mendasar adalah faktor ekonomi.

Childfree bukanlah pilihan baik, terutama jika cuma ikut-ikutan. Makanya, influencer itu perlu menggunakan filter sebelum mengeluarkan statement. Omongan mereka bisa dikonsumsi publik yang belum matang berpikir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline