Jika dihadapkan dalam dua pilihan: [1].bekerja dengan durasi waktu lama atau [2].bekerja dengan waktu lebih sedikit, mana yang akan anda pilih?
Pola kerja di perkantoran mewajibkan pegawai untuk hadir pagi dan pulang sore. Waktu kerja mengikuti jam alam, pagi ke sore. Ada total 9-10 jam/hari dihabiskan untuk berada di kantor.
Pertanyaannya, seberapa produktifkah pola kerja seperti ini?
Ada banyak variabel yang bisa digunakan untuk mendapatkan jawaban akurat. Salah satunya adalah hasil kerja. Idealnya, dengan 9 jam bekerja bisa menghasilkan output yang baik.
Sayangnya, pola kerja kantoran menciptakan ritme yang boleh dikatakan tidak sehat. Terkadang banyak pegawai yang tidak fokus dan malah mengerjakan hal yang bukan tupoksi kerja.
Memang, harus diakui produktifitas dalam sebuah organisasi, perkantoran, atau perusahaan tergantung pada ada tidaknya leader yang memandu.
Seringnya, peran leader tidak hadir sehingga output kerja sangat minim. Tidak heran, kita sering menyaksikan pegawai pemerintahan yang tidak berada di tempat dengan alasan rapat, kunjungan, dan syukuran.
Padahal, jika harus merujuk pada tupoksi kerja, mereka harus berada di tempat untuk menyelesaikan kewajiban. Lain lagi dengan pegawai bawahan yang sehari-hari mengurus administrasi, tidak sedikit yang malah nongkrong di luar kantor.
Akibatnya, banyak urusan spele yang memakan waktu berhari-hari untuk diselesaikan. Ambil saja contoh kecil, surat yang seharusnya bisa siap dalam satu hari malah baru bisa diambil tujuh hari.
Ketika ditanya kenapa lama sekali, alasannya klasik, yang tanda tangan tidak berada di tempat. Lucu sekali! ini bukan cerita drama korea atau cerita fiktif, tapi nyata terjadi dimana-mana.