Mempelajari tata bahasa (grammar) tentu saja penting. Meskipun demikian, perlu cara belajar yang tepat untuk bisa memahami pemakaian grammar yang benar.
Belajar grammar secara terpisah dengan menghafal pola/formula sering menjadi rujukan di kelas-kelas formal seperti sekolah dan lembaga belajar. Akan tetapi, pola belajar seperti ini tidak memberi pemahaman yang baik terhadap pemakaian grammar yang efektif.
Misalnya, siswa sering diarahkan untuk menghafal aturan tenses secara terpisah. Pada kenyataannya, pemahaman akan tenses akan lebih mudah dipahami secara utuh jika dipelajari secara satu kesatuan.
Kita ambil satu contoh, Simple past tense yang mengharuskan pemakaian kata kerja bentu kedua. Lalu, siswa menghafalnya dan mencoba membuat kalimat. She went to school last week.
Kalimat ini benar, akan tetapi masih terputus. Dalam konteks pemakaian sehari-hari, para penutur asli sering menggabungkan dua tenses secara bersamaan.
Pada contoh di atas, antara Simple past dan past continuous sering dipadukan. Misalnya, Someone knocked the door when my parents were watching TV. Pada kalimat ini, ada dua kejadian yang fokus pada satu waktu. Bedanya, satu terjadi sekejap, sedangkan satunya lama.
|baca juga : Mau Belajar Bahasa Asing, Harus Mulai dari Mana?
Nah, saya sering sekali mendapatkan guru-guru di sekolah mengajarkan tenses secara terpisah. Akibatnya, siswa paham grammar tidak menyeluruh dan sulit menghasilkan input yang bagus ketika berbicara dan menulis.
Grammar pada tingkat sekolah tidak lebih hanya sebagai kemampuan menjawab soal. Siswa benar-benar paham untuk konteks soal, namun tidak pada ranah productive skill.
Artinya, siswa memang mudah untuk menjawab soal karena pola yang dihafal, namun dari itu mereka kesulitan untuk memakai bahasa Inggris sebagaimana lazimnya penutur asli berbicara.