Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Haruskah WFH Dijadikan Budaya Kerja?

Diperbarui: 16 Januari 2023   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekerja dari rumah.www.freepik.com

Work from Home (WFH) sudah menjadi tren kerja saat ini. Bukan tanpa alasan, ini semua berawal dari munculnya ancaman Covid bagi para pekerja kantoran.

Dulunya orang harus berangkat pagi dan pulang malam hari, kini situasi sudah berbeda jauh. Banyak jenis pekerjaan yang tidak mengharuskan lagi para pekerja untuk hadir ke kantor.

Di satu sisi tentunya ini sebuah keberkahan bagi mereka yang sudah bekeluarga, banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama anggota keluarga. Namun, di balik semua itu, ada sebuah musibah yang mengancam.

Semenjak aktivitas berpindah dari kantor ke rumah, orang tua juga harus menyiasati waktu bersama anak. Ya, memang ayah dan ibu bisa bertatap muka setiap jam, tapi di sisi lain mereka harus kejar tayang.

Aktivitas sekolah yang juga berpindah ke rumah membawa dilema dan juga trauma tersendiri bagi tidak sedikit orang tua. Betapa tidak, mereka dituntut untuk bisa siap bekerja sambil mengawasi anak belajar.

Akhirnya, istilah learning loss muncul ke permukaan. Selama Covid, waktu yang dihabiskan anak bersama smartphone lebih lama ketimbang bersama orang tua.

Idealnya, WFH bisa mempererat hubungan orang tua dan anak. Nyatanya tidak demikian. Semakin kesini, anak semakin sedikit berinteraksi dengan orang tua. Fisiknya ada, tapi secara psikologis mereka terpisah.

Milenial dan WFH

Tidak bisa dipungkiri, WFH telah merubah pola kerja yang juga memangkas biaya. Yang dulunya butuh waktu lama ke kantor, sekarang tinggal duduk dimana saja sambil buka laptop.

Sayangnya, WFH 'mempersempit' gerak sehingga secara tidak langsung berdampak pada kesehatan jika diterapkan dalam jangka waktu lama. Pola interaksi dan komunikasi atasan ke bawahan juga berimbas, ada nilai budaya yang bergeser jauh disini.

Kaum milenial mungkin tidak lagi menyerap nilai budaya yang melekat pada Work from Office (WFO). Seperti tatap muka saling tegur sapa dan beberapa hal positif lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline