Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A devoted researcher with regards to foreign languages, memory, and cognitive function

Mengais Rezeki saat Resesi

Diperbarui: 9 Desember 2022   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar :www.freepik.com

Kemarin aku duduk menikmati secangkir teh, tak lama datang seorang anak menawarkan buah segar dalam keranjang. Hati berbisik ingin membeli, namun ia menghilang dalam kerumunan asap penikmat kopi.

Aku bangkit perlahan menuju kasir. Membayar teh yang telah kuhabiskan. Dari jauh ku pastikan apakah ia masih berada di sekitar. Mungkin saja ia belum beranjak jauh, sambil aku berpikir dan menaksir. 

Benar saja, ia bergerak menuju ke arah mesjid. Disana aku memanggilnya dan menyodorkan dua lembar uang ke tangannya. Sengaja kulebihkan, sambil dalam hati berdo'a semoga saja buah yang ia bawa terjual habis.

Nafasku berhenti sejenak, dalam hati aku berkata 'kenapa begitu sulit orang membeli dengan niat membantu'. aku pun sadar, mungkin saja tak semua hati bisa terketuk apalagi jika harus berbagi.

Ya, bisa saja orang sedang takut resesi datang menyapa. Padahal, rejeki juga sudah tertata oleh sang pencipta. Bukankah mengulurkan uang kepada yang membutuhkan adalah bagian dari pengundang rejeki.

Hal yang ringan kadang terlihat berat jika hati sudah berkarat. Mata bisa jernih melihat, namun hati belum tentu peka untuk menerka. Ulurkan tangan pada mereka yang berusaha karena disana ada keberkahan yang siap datang menyapa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline