Tahapan perkembangan anak didukung oleh dua hal yaitu komunikasi dan interaksi.
Kedua hal ini tidak pernah terlepas dari peran orang tua membersamai anak. Tanpa dukungan aktif orang tua, perkembangan otak anak tidak maksimal.
Salah satu aktifitas yang berkaitan dengan saraf motorik adalah bermain. Anak membutuhkan aktifitas guna menggerakkan anggota tubuh.
Bermain bagi anak sangatlah krusial. Bukan hanya sebagai sekedar aktifitas semata, namun anak perlu bermain agar emosinya terluapkan.
Jika anak tidak mendapat porsi bermain yang cukup Maka regulasi emosi akan terganggu, ibarat frekuensi radio yang terhalang pohon besar.
Lebih dari itu, kemampuan kognitif juga didukung oleh seberapa besar aktifitas fisik yang kerap dilakukan anak, salah satunya tentu saja bermain.
Permainan outdoor bisa membantu anak mengenal lingkungan dan juga menambah pengetahuan tentang alam. Berlari dan melompat merupakan media transfer ilmu terbaik untuk anak.
Membatasi gerak anak dengan larangan bermain akan membuat anak hidup tanpa rangsangan. Pada hakikatnya anak sangat butuh percikan dari alam agar neuron di otak anak tersambung untuk membentuk database.
Dunia bermain adalah gerbang ilmu pengetahuan pertama anak, tanpa bermain otak anak akan tumpul layaknya pisau yang jarang diasah.
Otak tidak berkembang sendiri untuk bisa berfungsi. Khususnya bagi anak, ketajaman otak sangat dipengaruhi seberapa besar porsi bermain anak dan seberapa bahagia hati anak.