Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Apakah Anda Pernah Mendengar Istilah Self Licensing? Yuk, Baca di Sini!

Diperbarui: 6 Oktober 2022   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi self licensing: https:www.danieleffron.com

self licensing merupakan sebuah frasa yang kerap ditemui dalam ilmu psikologi. Saya kebetulan menemukan istilah ini dalam sebuah buku yang sedang saya tuntaskan, from failure to success.

Apa itu self licensing? frasa ini dimaknai sebagai sebuah tindakan menghadiahi diri sendiri karena sudah melakukan yang dianggap baik atau positif. Misalnya, seseorang yang sudah berhasil untuk tidak makan junk food selama sebulan, lalu memberikan reward kepada diri sendiri berupa asupan junk food untuk porsi kecil.

Contoh lain, saat seseorang berhasil melatih diri untuk pergi ke gym, lalu membernarkan diri untuk memakan beberapa potong makanan tidak sehat sebagai sebuah hadiah karena berhasil melatih diri untuk rutin nge-gym.

Nah, tindakan seperti ini terlihat benar namun ternyata berefek buruk bagi seseorang dalam jangka panjang. Ibaratnya, setelah berhasil melakukan hal positif lalu kita membenarkan untuk melakukan sedikit hal negatif sebagai sebuah reward.

Kenapa self licensing bisa berbahaya?

Ketika seseorang sudah berhasil membentuk sebuah kebiasaan baik, lalu menyelipkan hal negatif sebagai pengecualian maka ini bisa menyebabkan seseorang kembali pada kebiasaan buruk sebelumnya.

Katakanlah jika anda sudah berhasil memaksa diri untuk menghentikan kebiasaan merokok, lalu berkata pada diri sendiri '"ah, saya kan sudah berhasil berhenti merokok selama 6 bulan, bolehlah hari ini saja saya coba satu batang saja"

Otak kemudian kembali memanggil memori merokok dan memicu hormon dalam tubuh yang nantinya membuat sensasi menyenangkan. Sekilas ini terlihat biasa saja, namun tanpa disadari kebiasaan baik yang sudah dibangun bisa terhapus dengan satu kebiasaan buruk yang dianggap baik.

Inilah yag menjadi alasan kenapa seseorang sangat sulit menurunkan berat badan. Mungkin untuk satu dan dua bulan berhasil menahan diri untuk tidak makan makanan dengan kalori tinggi, lalu kemudian membenarkan diri untuk makan makanan berkalori tinggi dan berkata "ah ga papa sekali aja".

Apa yang terjadi kemudian? berat badan kembali ke semula dan program diet berhenti di tengah jalan. Keluarlah kalimat "sia-sia latihan selama ini, berat bada ga turun-turun".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline