Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Bagaimana Seharusnya Peran Orangtua agar Anak Menjadi Kreatif?

Diperbarui: 12 Agustus 2022   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak kreatif (Sumber: shuttesrtock)

Creativity is being able to see what everybody else has seen and think what nobody else has thought so that you can do what nobody else has done

Pagi ini saya menyempatkan diri membaca sebuah buku yang ditulis oleh John Maxwell yang berjudul how successful people think. 

Dari buku ini saya setidaknya memiliki cara pikir yang berbeda tentang gaya asuh (parenting style).

Seorang teman dekat bertanya ke saya apakah anak terlahir menjadi kreatif? Pertanyaan ini muncul setelah saya membuat status dengan kutipan Creativity is being able to see what everybody else has seen and think what nobody else has thought so that you can do what nobody else has done.

Bagaimana menurut teman-teman semua, apakah anak lahir menjadi kreatif? 

Bagi saya ini sebuah pertanyaan yang bisa kita diskusikan melalui fakta dan realita lapangan.

Dalam buku ini juga tertulis ,"Creativity demands the ability to be unafraid of failure because creativity equals failure", benarkah demikian?

Nah, mari kita bahas lebih dalam. Izikan saya memaparkan sudut pandang saya tentang topik kreativitas. 

Jika merujuk pada tulisan di atas, maka benar bahwa kreativitas memerlukan kemampuan untuk tidak takut akan kegagalan.

Iya, untuk menjadi kreatif seseorang memang harus berani, berani berpikir berbeda dan berani mencoba dan tidak takut gagal. Namun jika kita menarik benang merah, rasa takut itu sendiri berawal dari pola asuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline