Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Membangun Konsep Hidup Minimalis untuk Keluarga

Diperbarui: 14 Juli 2022   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah dengan konsep minimalis | Sumber: www.pexels.com

Konsep hidup minimalis jika diterapkan dengan benar akan membawa banyak hal positif dalam hidup. 

Saya jadi teringat sebuah buku yang saya baca beberapa bulan yang lalu yang berjudul Declutter Your Mind, How How to Stop Worrying, Relieve Anxiety, and Eliminate Negative Thinking.

Dalam hidup ini banyak hal yang menyebabkan rasa khawatir (worry), cemas (anxiety), pikiran negatif (negative thinking) muncul seketika. Uniknya, ketiga hal ini kerap muncul karena gaya hidup tidak sehat.

Nah, gaya hidup tidak sehat bukan hanya berkaitan dengan makanan, memiliki banyak barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan juga penyebab banyak penyakit. 

Kembali ke judul buku di atas. Kata mind di sini merujuk kepada pikiran. Ringkasnya bagaimana kita bisa membersihkan pikiran dari hal-hal yang tidak kita perlukan. 

Hal yang sama sebenarnya berlaku dalam konteks rumah dan ruang. Semakin banyak ruang dan barang yang kita punya, maka semakin rumit pikiran kita. Tidak percaya? 

Barang-barang yang kita miliki tanpa kita sadari menempati ruang pikiran kita secara abstrak. Contoh kecil, sebuah gantungan kunci dengan 4-5 kunci akan sangat menyita waktu kita ketimbang 1-2 kunci saja. 

Sebuah ruangan dengan 2-3 lemari berisi puluhan barang akan membentuk ingatan berbeda pada pikiran kita ketimbang 1-2 lemari yang berisi beberapa barang saja.

Perabotan seperti meja, kursi, maupun lemari tidak hanya memakan ruang fisik ataupun ruang ingatan otak, namun juga menyita energi untuk membersihkan dan merapikan secara berkala. 

Pikiran kita juga akan berefek jika suatu ruangan berantakan dan jarang dibersihkan. Pola ini berlaku pada pikiran, di mana semakin banyak kita menyerap informasi secara visual maka semakin padat ruang memori pada otak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline