Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Sebuah Pengharapan di Sudut Desa

Diperbarui: 6 Juli 2022   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gadis desa : https://www.wallpaperbetter.com

Kia adalah seorang gadis berperawakan Asia dengan hidung mancung ala Eropa. Rambutnya sedikit pirang menjulur panjang ke punggung. Ayahnya mewarisi darah Eropa yang datang ke kampungnya di abad 18 untuk berdagang.

Ia besar dari sebuah keluarga sederhana di sebuah desa dekat pegunungan yang kerap diselimuti awan di waktu pagi. Penduduk desa setempat sangat mengenal keluarganya karena sosok ayah Kia yang dermawan dan menawan.

Sudah lama ayah dan ibu Kia hidup dengan bertumpu pada hasil pertanian musiman. Keduanya kerap menghabiskan waktu bersama di sawah dan kebun warisan keluarga ibunya.

Walau berasal dari keluarga sederhana, Kia bukanlah sosok gadis pemalu yang tidak mau membantu kedua orangtuanya. Ia bahkan terkenal dengan sifat santun dan rajin menemani orangtua saat bekerja di kebun.

Tahun ini Kia baru saja menamatkan SMA di sebuah sekolah kampung sebelah. Di desanya hanya terdapat satu sekolah SMA dengan murid hanya belasan saja. Tentunya ia satu-satunya gadis favorit di sekolahnya.

Sambil bersekolah ia juga membantu ibunya menitipkan kue di kantin sekolah. Sesekali Kia dipercayakan gurunya untuk mengajar adik kelas. Sekolah tempat ia menuntut ilmu tidak berbeda jauh dengan nasib keluarganya.

Sebenarnya Kia sudah mendapatkan sebuah undangan untuk melanjutkan kuliah di kota besar, namun kendala keuangan membuatnya sedikit berat untuk meninggalkan kedua orangtuanya.

Dua adiknya yang masih kecil kerap membutuhkan Kia di rumah. Ayah dan Ibunya sangat mendukung Kia untuk pergi menimba ilmu keluar kota. Mereka tak mau Kia bernasib sama seperti mereka.

Suatu malam Kia menjumpai Ayahnya dan bertanya "Ayah, apakah Kia lebih baik membantu ibu berjualan saja agar bisa membantu keluarga kita?"

Ayahnya menunduk dan membalasnya "Kia, keluarga kita memang serba kekurangan, tapi Ayah tidak menginginkan kamu menjalani hidup yang sama disini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline