Saat menjadi mahasiswa saya banyak menemukan teman-teman yang mengambil jurusan bukan karena kemauannya. Hal yang sama saya temukan saat mengajar di universitas. Hanya sedikit sekali mahasiswa yang memilih jurusan karena passion yang memang sudah menjadi bagian hidup mereka.
Berbicara tentang passion, kita tentu harus mengaitkan dengan bakat. Menariknya bakat itu sebenarnya sudah mulai berkembang dari kecil. Lalu, pertanyaannya, kenapa banyak orang dewasa GAGAL menemukan bakat mereka?
Satu hal pasti yang bisa saya paparkan adalah, antara passion dan bakat memiliki satu tali yang berawal dari masa kecil. Iya, benar! MASA KECIL.
Jika Anda orangtua yang sedang membaca tulisan ini, coba tanyakan pada diri sendiri apakah sebagai orangtua Anda betul-betul mengetahui bakat/kertertarikan anak-anak?
Nah, jika Anda yang membaca tulisan ini masih berstatus single, coba tanyakan ke dalam diri apakah Anda sedang bekerja atau melakukan hal yang memang Anda sukai?
Sebagai orangtua, memahami ke mana arah bakat anak sangatlah penting. Sama halnya seperti memahami ke mana tujuan yang ingin dituju saat hendak berpergian. Tanpa tujuan yang jelas, jelas kita akan memilih jalur atau arah yang tidak tepat.
Kegagalan membaca bakat anak saat kecil adalah kegagalan yang paling fatal bagi orangtua. Inilah menjadi penyebab awal kenapa banyak sekali orang dewasa yang salah memilih karier dan berakhir pada kekecewaaan.
Sejatinya, menemukan bakat anak bukanlah tugas sekolah atau bagian dari kurikulum sekolah. Peran orangtua jauh lebih dibutuhkan untuk menilik bakat anak.
Kenapa harus orangtua?
Rumah sebagai gerbang pendidikan paling awal dalam keluarga. Didalamnya terjadi interaksi tanpa henti antara orangtua dan anak setiap hari. Bukankah darisini akan kelihatan segalanya?