Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Centang Biru, Nilai Profesionalitas dalam Kualitas

Diperbarui: 13 Juli 2021   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. www.kompasiana.com

Hari ini tepat setelah lebih kurang 10 tahun menulis di kompasiana saya menerima notifikasi dari admin Kompasiana. Berbeda dari hari-hari sebelumnya, kali ini saya menerima sebuah notifikasi berubahnya akun kompasiana saya dari centang hijau menjadi centang biru. Bagi saya perubahan ini membawa kabar gembira dan sekaligus tanggung jawab baru.

Walau sekedar berubahnya warna dalam sebuah tanda centang, hal ini adalah sebuah beban baru yang harus saya pikul. Sebagai penulis originalitas sebuah tulisan bukan hanya simbol semata. Ada kualitas yang disajikan dalam sebuah profesionalitas seorang penulis. Tentu, centang biru ini adalah proses menghadirkan tulisan-tulisan yang lebih baik kedepannya. 

Perjalanan panjang yang sudah saya jalani selama menjadi member di kompasiana memberikan saya banyak pelajaran. Terutama sebagai seorang penulis 'beginner' saya banyak belajar dari penulis senior disini. Bukan sekedar belajar menyajikan sebuah konten bagi pembaca, tapi juga proses memperbaiki isi sebuah tulisan yang layak dikonsumsi publik.

Saya mengucapkan terima kasih kepada admin yang sudah mengganti centang hijau menjadi biru. Saya sangat menyadari ini akan menjadi sebuah napak tilas bagi saya untuk lebih termotivasi menghasilkan tulisan yang lebih membawa banyak manfaat bagi para pembaca. Semua ini juga tidak mungkin terjadi kalau bukan karena penilaian para pembaca. Terima kasih saya ucapkan kepada member kompasiana dan juga seluruh pembaca tulisan-tulisan saya.

Sebagai penulis dengan centang biru bukan berarti kedepan tulisan saya memiliki kualitas lebih baik dari mereka yang masih berada di centang hijau. Ada harga yang harus saya perjuangkan dalam centang biru sehingga pembaca akan tetap mendapat manfaat dari tulisan saya. Setidaknya itulah yang saya harapkan dari berubahnya status penulis.

Sebagai penutup, saya mengutip sebuah kata-kata bijak dari seorang ulama besar yaitu imam Syafi'i

"Ilmu itu seperti air. Jika ia tidak bergerak, maka ia akan menjadi keruh lalu membusuk"

Menulis adalah sebuah proses transfer ilmu. Jika air yang menetap akan menjadi keruh dan menjadikan bau, sebuah ide yang hanya menetap di pikiran tidak akan menghadirkan manfaat. Maka, tuangkan ide menjadi sebuah tulisan agar ia mampu memberi manfaat bagi yang membaca. Semangat menulis!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline