Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Rumah sebagai Bagian dari Sistem Pendidikan, Bagaimana Seharusnya Pemerintah Bersikap?

Diperbarui: 30 Juni 2021   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.parenting.firstcry.com

Rumah adalah sebuah bangunan yang berfungsi sebagai fondasi dasar pendidikan. Peran rumah dalam ranah pendidikan sangat jarang menjadi kajian dalam hal pembuatan kebijakan. Padahal, jika kita mengkaji secara mendalam, rumah adalah sebuah institusi terbesar pendidikan yang seharusnya menjadi titik awal transfer ilmu.

Apa yang seharusnya pemerintah lakukan agar sistem pendidikan bisa berubah dan pola transfer ilmu semakin baik?

1. Jadikan rumah sebagai bagian institusi pendidikan

 Konsep pendidikan yang menjadikan bangunan sebagai 'syarat' tempat transfer ilmu sangatlah tidak tepat. Proses transfer ilmu harus dimulai dari rumah. Sebagai fondasi awal, rumah memiliki peran penting untuk menyediakan sebuah kurikulum dibawah pengawasan orangtua. 

Kurikulum pendidikan berbasis keluarga memiliki banyak manfaat. Pertama, ayah dan ibu terlibat aktif dalam hal mendidik anak sejak anak dalam kandungan. Ini sangat relevan jika melihat sisi perkembangan otak yang sudah dimulai sejak dalam kandungan. Ahli neurologi bahkan berpendapat proses transfer ilmu sudah harus dimulai sejak janin memasuki fase trisemester kedua (usia janin 4+ bulan).

Pemahaman pendidikan berbasis keluarga harus menjadi konsep berpikir utama bagi orangtua. Kekuatan pendidikan rumah jauh lebih berperan bagi anak. Trilyunan sel baru terbentuk dalam otak anak difase 1-3 tahun, dan rumah harusnya bisa menjadi media transfer ilmu dengan konsep mendidik dari tangan orangtua.

2. Rubah Sistem Kerja Pegawai Negara

Jika fungsi rumah bisa diubah menjadi institusi pendidikan, maka pola kerja pemerintahan harus dirubah. Orangtua adalah guru terbaik anak yang harus menginvestasikan waktu terbaik di dalam rumah. Saya sangat yakin jika jam kerja orangtua dirubah maka ini akan berefek sangat baik untuk pendidikan anak.

Kita misalkan saja jika jam kerja orangtua dimulai dari jam 10 pagi dan berakhir jam 4 sore. Artinya, dalam sehari jam aktif cukup 6 jam saja. Namun, sebagai gantinya, orangtua wajib menemani anak di rumah waktu pagi sekitar 2 jam dan menyediakan waktu bermain bersama anak di sore hari juga 2 jam. 

Sistem gaji/upah juga harus dirubah total, jika orangtua tidak menghabiskan waktu minimal 4 jam bersama anak setiap hari maka gaji harus dipotong 40% dan orangtua yang aktif mendidik anak akan diberikan insentif berupa tambahan gaji dengan jumlah tertentu. Tentunya, sistem ini akan berkerja dengan baik jika terintegrasi dalam sebuah kurikulum dengan sistem pendidikan berbasis keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline