Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Karakter Anak Bisa Turun dari Tontonan, Hati-hati!

Diperbarui: 21 Oktober 2020   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: https://unsplash.com/

Tahukah kita para orangtua bahwa karakter anak bisa terbentuk dari tontonan. Loh, kok bisa? 

Mari kita bahas secara lengkap! 

Pertama, secara ilmu neurology otak anak berkembang dimulai dari trismester kedua kehamilan, jadi bagi ibu hamil masa empat bulan keatas, berhati-hatilah akan apa yang anda tonton. Karena apa yang anda lihat dapat diserap oleh otak janin dalam kandungan. 

Kedua, paska melahirkan otak mengalami perkembangan pesat sampai umur tujuh tahun. Ini gerbang masuknya informasi bagi anak secara verbal dan visual. Apa yang didengar dan dilihat menjadi sumber ilmu dan akhirnya membentuk sebuah karakter dari hasil visualisasi. Semakin sering seorang anak terekpose dengan hal-hal baik maka semakin baik karakter yang akan direpresentasikan olehnya, begitu juga sebaliknya. 

Ketiga, filter untuk membedakan baik dan buruk pada anak belum bisa terbentuk pada masa 1-7 tahun. Makanya apa yang masuk dari yang didengar dan dilihat tidak bisa dipilih dan dipilah. Semua akan berakhir pada ruang penyimpanan memori anak. Buruknya, segala sesuatu yang sering dialami anak apakah dari yang dilihat atau didengar akan menetap dan menjadi memori jangka panjang yang kemudian akan membentuk kepribadian anak secara otomatis (by default). 

Sampai disini apakah anda percaya? Kalau tidak, saya akan lanjutkan lebih rinci.

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan dengan nafsu dan akal. Uniknya, nafsu tidak boleh berada diatas akal agar bisa menfilter buruk dan baik. Akal juga tidak bisa berfungsi tanpa ilmu. Makanya seseorang perlu berilmu agar bisa menahan nafsunya ke jalan yang baik. Tanpa ilmu seseorang akan memakai akalnya diluar koridor atau kemampuan nalarnya. 

Kembali kepada karakter anak. Masa kehamilan adalah fase penting seorang ibu memulai kebiasaan yang baik, karena ini akan menurun ke anak. Lagi-lagi saya ingin mengingatkan bahwa apa yang dilihat ibu akan juga masuk ke otak anak, apalagi yang dirasa ibu. Ini adalah awal pembentukan bonding  pada ibu. Penelitian pakar neurology yang bukan hoaxs atau bohong. Salah satu penelitian yang sudah pernah saya tuliskan dulu tentang efek stres pada ibu hamil menyebabkan trauma pada anak dan menyebabkan otak tidak berfungsi secara maksimal. 

Dalam konteks karakter, informasi yang masuk ke otak anak akan menetap dan menjadi database yang kelak akan disortir saat filter mulai terbentuk dan berfungsi. Seharusnya, orangtua berfungsi sebagai filter utama untuk anak pada masa 1-7 tahun umur anak. Sehingga, anak bisa mulai membedakan yang baik dan buruk dari apa yang orangtua tu jukkan. Sayangnya, orangtua banyak yang gagal membentuk filter ini saat anak masih kecil, sehingga anti-virus pada anak tidak berfungsi saat mereka beranjak dewasa. 

Kenapa banyak anak yang susah diatur? 

Banyak orangtua yang mengeluh bahwa anaknya sulit diatur dan bahkan tidak sopan pada orangtua. Tapi lucunya, tidak sedikit orangtua yang paham bahwa ini semua adalah karena mereka sendiri. Orangtua mengabaikan peran mereka sebagai tameng masuknya informasi kepada anak dari apa yang mereka bicarakan dan tingkah laku mereka didepan anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline