Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Tiga Cara Efektif Mendisiplinkan Anak tanpa Hukuman

Diperbarui: 29 September 2020   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: freeimages.com

Sebagai orangtua kebanyakan kita menginginkan anak dengan kepribadian yang baik. Namun, tidak semua orangtua mampu membesarkan anak dengan kepribadian yang baik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi sifat dan kepribadian seorang anak, dan salah satunya adalah bagaimana orangtua mendisiplinkan anak sedari kecil.

Disiplin layaknya sebuah pisau yang tajam. Jika dipergunakan dengan baik dan tepat maka akan memberikan manfaat. Namun, jika disalahgunakan akan membahayakan atau berefek buruk bagi orang banyak. Menerapkan disiplin pada anak tanpa dilandasi ilmu yang cukup akan menghasilkan anak dengan kepribadian yang buruk.

Tanpa ilmu yang baik dan cukup, mendisiplinkan anak bisa membuahkan anak dengan kepribadian pemarah. Terlebih jika disiplin dijalankan karena faktor 'mengekang' anak agar memiliki sifat yang diiginkan orangtua dengan standar dan penilaian orangtua. Seperti yang saya jelaskan diatas pada dasarnya disiplin itu sendiri baik namun bisa berakibat buruk jika tidak dibarengi pengetahuan yang cukup.

Nah, di tulisan kali ini saya akan coba mengupas tiga cara efektif mengajarkan kedisipinan pada anak. Untuk animasinya bisa dilihat (disini)


1. Modeling (Memberikan contoh)

Hal paling utama yang harus dilakukan orangtua adalah memberikan contoh yang baik. Sesuatu yang dilihat akan lebih mudah diikuti ketimbang hanya didengar saja. Anak condong lebih cepat melakukan sesuatu yang mereka lihat lebih sering, terlebih contoh dari orangtua mereka sendiri. Inilah mengapa orangtua harus mengawali untuk melakukan hal-hal yang ingin mereka lihat dari anak-anaknya. 

Katakanlah kita sebagai orangtua ingin menghasilkan anak yang rajin membaca, maka kita harus terlebih dahulu menunjukkan rutinitas membaca kepada anak-anak. Kemudian baru kita mengajak mereka perlahan untuk membaca. Jadi, bukan mengedepankan menyuruh namun mengawali dengan contoh. Ingat! apapaun yang kita ingin ada pada anak harus diawali dari kita sebagai orangtua. Parents should always the first to start!

2. Routines (pembiasaan)

Tahapan selanjutnya adalah membiasakan anak untuk melakukan aktifitas yang baik dan bermanfaat. Kenapa harus demikian? berdasarkan hasil penelitian dibidang neurology (ilmu otak), sesuatu yang dilakukan berulang kali akan membekas lama, terlebih dalam kasuk anak dibawah 7 tahun maka fase umur ini sangat bermanfaat untuk meninggalkan memori di pikiran bawah sadar mereka. 

Inilah kenapa menjadi sebuah alasan kenapa anak yang dibesarkan dengan pembiasaan yang baik melalui contoh yang baik anak besar dengan kepribadian yang baik pula. Jadi, pada tahap pembiasaan orangtua perlu membiasakan anak untuk melakukan aktifitas secara konsisten.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline