Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Bagaimana Cara Menyimpan Ide Saat Menulis?

Diperbarui: 28 Januari 2020   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: vexels.com

Sebagian orang ada yang merasa sulit sekali menulis. Ada satu alasan yang kerap menjadi kambing hitam, ia tak lain adalah IDE. 

Memang benar menulis butuh ide, tapi bukan berarti tanpa ide kita tidak bisa menulis. Karena kalau harus menunggu ide datang baru menulis, maka itu ibarat ada tiket pesawat baru berangkat

Kenapa menulis kadang tak perlu ide? Karena ide bisa datang dan bisa tidak. Yang sebenarnya harus dilakukan adalah MENJAGA ide saat ia muncul. Sebuah ide akan segera sirna jika tidak ditulis. Menulis ide bukan bermakna harus segera dijadikan tulisan, namun menjadikannya sebuah NOTE yang nantinya menjadi acuan menulis. 

Nah, katakanlah anda melewati sebuah perkampungan dan melihat sampah tertumpuk sembarangan. Maka apa yang anda lihat ini bisa jadi sebuah tulisan. 

Caranya bagaimana? Cukup catat saja di buku atau di NOTE hp anda dan ambillah sebuah gambar. Nantinya, saat anda memiliki waktu kosong, segera eksekusi ide yang tadinya anda tulis menjadi sebuah tulisan unik dengan tema misalkan "Cara menangani tumpukan sampah yang efektif" atau "Efek tumpukan sampah di pemukiman penduduk" 

Sebagai pendukung tulisan agar lebih menarik sertakan bukti-bukti penelitian tentang sampah dan cara menangani sampah secara efektif dari sumber-sumber bacaan buku atau websites. Kalau mau lebih menarik lagi, maka bacalah artikel-artikel dari luar negeri dan kemas menjadi data di tulisan anda. 

Contoh lainnya, saat anda sedang membaca dan tidak sengaja membaca berita menarik. Maka segeralah catat poin penting yang anda baca sesuai sudut pandang anda. Seperti sekarang ini lagi viral berita tentang virus Corona, maka luangkan waktu untuk membaca tentang fakta-fakta virus Corona, selanjutnya ambil sudut pandang menarik dan jadikan tulisan. 

Menulis itu tidak perlu ribet jika dibawa santai. Masalah terbesar saat menulis bukan pada tidak adanya ide, tapi mau tidaknya kita berpikir. Semuanya bisa menjadi sebuah tulisan jika kita mampu berpikir secara produktif. Hal-hal kecil jika dilihat dari sudut pandang manfaat bisa menjadi besar. 

Saya berikan satu contoh kecil saja. Di Amerika ada kisah seseorang yang mengalami kecelakaan besar sampai divonis mengalami kelumpuhan. Karena motivasi untuk sembuh yang luar biasa, ia melawan rasa sakit dan memaksa otaknya untuk berpikir positif. Setiap hari ia membayangkan dirinya akan sembuh dan bisa kembali berjalan. Secara medis ia mustahil bisa berjalan karena saraf di otaknya mengalami kelumpuhan fatal karena tabrakan. 

Takdir berkata lain. Ia perlahan menunjukkan hasil yang menakjubkan, walau secara medis ini mustahil. Perlahan namun pasti ia bangkit dan berhasil memaksa saraf otaknya untuk menggerakkan anggota tubuhnya. Dokter yang menanganinya sampai tidak percaya dengan apa yang ia lihat. 

Karena kesembuhan yang menjadi nyata, ia akhirnya menuliskan tahapan penyembuhannya setiap hari menjadi NOTE kecil. Saat memulai menulis ia tidak berniat menjadikan buku, tapi setelah terkumpul banyak NOTE ia mulai menjadikan rentetan tulisan dalam sebuah buku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline