Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Hadirkan Emosi Positif dalam Mengejar Impian

Diperbarui: 13 Oktober 2019   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: idealistcareers.org

Love what you do and do what you love

Menjadi sukses adalah impian banyak orang. Sementara untuk meraih kesuksesan dibutuhkan kerja keras. Ada sebagian yang berhasil menaiki tangga kesuksesan, ada sebagian lainnya yang menyerah di tengah perjalanan. 

Umumnya orang mendefinisikan sukses dengan berbagai macam pekerjaan. Ada yang menganggap sukses jika sudah memiliki pekerjaan tetap, ada yang mengaitkan sukses jika sudah banyak uang, dan ada yang melekatkan nilai kesuksesan dengan material. 

Terlepas dari semua definisi di atas, setiap orang punya standar tersendiri yang mengacu pada pola pikir masing-masing. Saya hanya ingin membahas bagaimana kaitan emosi dalam karir. Saat kita menginginkan sesuatu ada sebuah emosi yang muncul dalam diri kita, bisa positif atau negatif. 

Emosi punya peran penting dalam hidup kita. Ia ibarat kompas yang berfungsi mengarahkan kita. Saat emosi yang muncul positif maka pikiran mengarahkan kita untuk menuju jalan yang benar dengan cara yang benar. 

Sebagai contoh, Jika seseorang berkeinginan menjadi seorang dokter diawali dengan emosi positif maka saat ia menjadi dokter ia akan melakukan pekerjaannya dengan baik. 

Intensitas emosi dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk pengalaman kita dalam hidup. Misalkan saat kecil kita sering mendapat kesan baik tentang dokter baik dari indra penglihatan atau pendengaran maka emosi positif bisa muncul sehingga impian menjadi dokter terbentuk. 

Sebaliknya, jika pengalaman kita saat kecil tentang aparat hukum yang tidak baik, maka emosi yang muncul adalah negatif. Kesan negatif ini akan terbawa sampai besar sehingga membentuk sebuah "belief" yang bisa mengarahkan ke jalan yang salah. 

Atau misalkan seseorang yang ingin menjadi polisi karena bertujuan untuk membalas dendam orang yang membunuh keluarganya, maka saat impiannya sebagai polisi tercapai ia akan bertindak anarkis. 

Hal seperti ini berlaku dalam impian apapun dalam hidup kita. Ini menjadi alasan kenapa kita sering melihat orang yang telah berhasil menaiki tangga kesuksesan namun seakan hidupnya hampa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline