Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Membangun Sekolah untuk "Lower Class Family" di Area Terpencil

Diperbarui: 4 September 2019   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: news.detik.com

Indonesia sudah merdeka 74 tahun lamanya. Negara yang berlimpah sumber daya alamnya dari Sabang sampai Maurake. Tanah yang subur, alam yang indah serta laut yang luas layak menjadi aset yang besar untuk mensejahterkan rakyatnya.

Sayang beribu sayang, kekayaan berlimpah belum mampu mensejahterkan rakyat secara merata. Banyak faktor yang menyebabkan kesenjangan sosial di kalangan masyarakat. Ribuan pulau yang terbentang dengan Alam yang menantang namun kebanyakan masih tertinggal. 

Kebijakan yang terkadang tidak proaktif kepada masyarakat "lower class family" atau mereka dengan pendapatan rendah sering memperparah keadaan. Acapkali mereka yang terisolasi di daerah pegunungan atau area terpencil sangat sulit mengecap pendidikan. Selain faktor sekolah yang terlalu jauh, ketiadaan biaya juga menjadi penghalang besar bagi kalangan menengah kebawah yang pendapatannya bergantung pada alam. 

Di area pegunungan sebagai contoh, mereka harus mencari sekolah yang bisa di akses untuk bisa belajar. Terkadang lokasi sekolah yang sangat jauh dari rumah penduduk membuat nyali surut untuk bersekolah, terlebih bagi keluarga yang tidak menghasilkan selain berserah pada alam. 

Belum lagi sebagian tempat di pedalaman untuk menuju sekolah mereka harus menyebrang sungai melewati jembatan maut atau bahkan melewati markas harimau penuh semak belukar. Dengan jarak yang sangat jauh, keringat bercucuran sampai ke sekolah guru pun tak ada. Tragis memang! 

Sementara di perkotaan, sekolah mudah dijangkau, fasilitas tersedia, transportasi terjamin. Mudah bagi warga kota untuk bersekolah dengan jarak yang masih terjangkau dan biaya yang bersahabat. 

Pendapatan yang terjamin bagi sebagian "middle class family" menjadi modal dasar melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Tidak heran jika kemajuan perkotaan meroket sangat cepat sementara area pedesaan boleh dikatakan diam ditempat. Tentu jika mau berkata jujur, area pedalaman di banyak pedesaan punya hak terhadap fasilitas sekolah sebagaimana area perkotaan. 

Bagaimana mungkin kita berharap pedesaan bisa maju namun hasil alam mereka menjadi incaran, tapi keadaan mereka tak pernah berubah. Apa mungkin kebijakan pemerintah condong tidak tepat sasaran? Kenapa area yang hasil alamnya berlimpah malah manusianya terpuruk? 

Pemerintah seharusnya bisa mengalokasikan dana khusus untuk membangun sekolah untuk "lower class family" dengan tujuan memberi akses pendidikan bagi siapapun termasuk mereka yang hidup tanpa penghasilan. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang berpihak bagi rakyat miskin. Mereka yang hidup dipedalaman perlu diberi akses pendidikan GRATIS. 

Jika hasil alam mereka dikeruk maka 30% hasil pendapatan WAJIB kembali dalam bentuk SEKOLAH di area sekitar. APBN negara perlu dialokasikan untuk membangun infrastruktur sekolah dan fasilitas lainnya yang mendukung seperti adanya perpustakaan lengkap di setiap area terpencil minimal 1. Menciptakan generasi yang berbobot tidak hanya cukup dengan membuka jalan tol. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline