Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Melirik Sampah sebagai Energi Listrik

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kebutuhan akan energi baru sebagai alternatif tidak dapat dielakkan di tengah padatnya pertumbuhan penduduk. berkurangnya pasokan alam dari dalam bumi sebagai unsur dasar energi untuk memenuhi kebutuhan setiap hari menjadi alasan kuat akan energi baru sebagai pengganti. Suatu saat cadangan alam pasti habis sejalan meningkatnya permintaan akan energi baik dalam skala besar seperti industri maupun kebutuhan primer dalam rumah tangga.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang seharusnya perlu mempersiapkan alternatif baru pengganti energi dari unsur alam yang lain. Dengan jumlah penduduk ratusan juta, Indonesia menghasilkan limbah yang berasal dari sampah yang berlimpah. Jutaan ton sampah hanya tertumpuk menjadi gunungan di kawasan tertentu yang berakhir menjadi limbah penghasil polusi membahaykan bagi warga sekitar. Tercemarnya unsur tanah berakibat terkontaminasinya air dalam tanah menimbulkan masalah baru yang jika tidak diatasi sedini mungkin berujung pada penyakit.

Sampah tidak selamanya menjadi limbah jika digunakan dengan tepat. Energi alternatif pengganti minyak sebagai sumber energi listrik ternyata dapat diolah secara praktis dari limbah sampah. Siapa yang tak kenal Swedia, salah satu negara di kawasan Eropa. Dengan jumlah penduduk yang tidak seberapa Swedia mampu merubah sampah menjadi sumber pasokan energi listrik di setiap rumah penduduk. Bahkan, lebih dari 300 muatan truk setiap harinya tiba di pabrik pengolah sampah raksasa di sebuah kota bagian barat Swedia yang bernama Goteborg. Pabrik ini menghasilkan panas yang bisa dipakai untuk mengaliri listrik ke ribuan rumah penduduk di area setempat.

Pabrik pengolah sampah ini di tangani oleh pemerintah setempat dan mampu menfasilitasi lebih dari 950 ribu rumah dari sampah yang di olah menjadi energi panas dan juga mengaliri listrik sekitar 260 ribu rumah di seluruh tempat di Swedia. Secara hitungan statistik Swedia mampu mengolah 47% sampah menjadi sumber energi panas menjadin Swedia sebagai negara terbaik jaringan penghasil energi panas dari sampah. Luar biasa bukan? hasil olahan sampah pun terkoneksi langsung melalui pipa bawah tanah yang terhubung ke rumah-rumah penduduk, sangat efisien dan di desain khusus oleh pemerintah.

Kebutuhan akan sampah dalam skala besar membuat Swedia terpaksa mengimpor sampah dari negara lain. Hal ini berbanding terbalik dengan manyoritas negara lain yang memiliki masalah dalam menangani sampah setiap harinya. Untuk memenuhi kebutuhan sampah Swedia mengimpor lebih dari 100.000 ton sampah yang berasal dari Inggris di tahun 2014 dan juga ratusan ribu ton dari beberapa negara lain seperti Norwegia. Kebanyakan sampah ini di impor melalui jalur laut menggunakan kapal guna mengurangi ongkos. Swedia tidak hanya mengurangi jumlah sampah di negaranya sendiri bahkann mereka turut berperan mengurangi sampah di negara lain.

Jika di Bandingkan dengan Swedia, Amerika hanya berhasil mengolah 12% dari total 29 juta ton sampah. Sumber sampah pun di dapat secara cuma-cuma oleh pengelola pembangkit listrik. Mereka bisa menjual sumber panas dan listrik dari hasil olahan. Uniknya sampah-sampah ini di olah sedemikian rupa menjadi energi panas, listrik dan juga berupa kerikil yang bisa di pakai sebagai bahan kontruksi jalan. Hebatnya pengolahan sampah dilakukan berdasarkan prinsip green energy yang sama sekali tidak menghasilkan polusi udara maupun racun dalam tanah yang berdampak pada air. Semua proses dilakukan dengan teliti dan di dukung alat yang canggih.

Seiring tingginya permintaan pengolahan sampah, Swedia berencana mengimpor 1.5 juta ton sampah pada tahun 2015 ini dan 2.3 juta ton sampai tahun 2020.  Mereka pun berinisiatif membangun tempat pengolahan sampah di setiap wilayah guna mengahasilkan energi yang bisa di pakai di area setempat. Polandia, Cina dan India pun tak mau ketinggalan untuk meniru Swedia. Beberapa perwakilan dari setiap negara mengunjungi Swedia untuk mempelajari pengolahan sampah menjadi energi panas dan listrik.

Austria dan Jerman telah berhasil mendaur ulang lebih dari 60% sampah dan beberapa negara Eropa barat juga melakukan hal yang sama. Tidak heran jika hampir seluruh negara Eropa terlihat bersih dan jauh dari polusi udara. Alternatif pengolahan sampah tidak hanya positif bagi alam namun juga menjadi sumber energi baru sebagai pengganti minyak bumi. Sampah bisa bernilai ekonomis jika diolah dengan tepat.

Sebagai negara penghasil sampah terbesar, Indonesia harus segara mengambil langkah demi menutupi krisis listrik yang tak kunjung selesai. Kebutuhan pasokan listrik di kota yang kian meroket dan ribuan rumah penduduk di pelosok desa yang masih gelap gulita menjadi alasan kuat untuk segera mengolah sampah menjadi sumber listrik. Sumber sampah sangat berlimpah di seluruh pelosok provinsi dan bisa di dapat dengan sangat mudah. Sudah saatnya anak negeri berpikir kritis, professor dan ahli di bidang energi perlu bergerak cepat untuk mengolah sampah secara masal menjadi sumber energi baru.

Mari mengolah sampah mengurangi limbah untuk kehidupan yang lebih baik. Sumber yang berlimpah ada di depan mata, mari melangkah meraih berkah untuk masa depan yang cerah.

Go green and stay healhty!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline