Lihat ke Halaman Asli

Maswati Amatillah

Universitas Darussalam Gontor

Ja'far bin Abu Thalib Delegasi Pertama yang Dikirim Rasulullah

Diperbarui: 22 September 2022   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rasulullah bukan hanya menerima urusan-utusan tapi beliau juga mengirimkan delegasinya kepada pemimpin orang arab dan non arab, hal ini berlangsung sejak perjanjian Hudaibiyah hingga wafatnya beliau pada tanggal 8 Juni 632.  

Delegasi yang pertama dikirim oleh Rasulullah adalah Ja'far bin Abu Thalib. Pada saat itu Rasulullah dan para pengikutnya dilakukan dengan tidak baik oleh orang-orang quraisy Makkah sehingga beliau memerintahkan untuk pergi dari Makkah ke Habasyah untuk meminta pertolongan.

Orang-orang quraisy merasa cemas melihat orang-orang muslim mendapat perlindungan dari raja Najasi sehingga orang-orang quraisy mengirim beberapa utusan kepada raja Najasi untuk melakukan persuasi dan memintanya untuk mengusir orang-orang muslim dari Habasyah. Segala hal telah dilakukan namun raja Najasi enggan memberikan kaum muslimin sebelum mendengar alasan yang jelas. 

Ja'far bin Abu Thalib selaku juru bicara kaum muslimin mengutarakan alasan mereka melarikan diri dari Makkah. Ja'far berkata "Wahai raja, kami adalah manusia-manusia yang tidak memiliki peradaban, kami adalah penyembah arca-arca, makan bangkai, melakukan hal-hal yang sangat tidak terpuji, memutus tali silaturahmi, dan orang-orang kuat diantara kami memakan golongan yang lemah, demikianlah keadaan kami hingga Allah mengutus kepada kami seorang Rasul, yang garis keturunanya amanah dan kejujuranya telah kami kenal dengan baik. 

Dia mengajak kami beriman pada keesaan tuhan dan menyembahnya serta meninggalkan sesembahan kami berupa batu-batu dan gambar-gambar yang semua itu merupakan sesembahan kami dan nenek moyang kami sebelumnya. 

Dia memerintahkan kami untuk berkata jujur, memenuhi janji, menjalin silaturahmi antar keluarga dan anak kerabat, mencegah kami melakukan kejahatan dan pertumpahan darah. 

Dia melarang kami untuk berkata dusta, memerintahkan mengembalikan hak anak yatim, dan tidak mencemari kehormatan wanita. Dia memerintahkan kami hanya menyembah satu tuhan dan tidak menyekutukanya dengan apapun. 

Dia juga memerintahkan kami untuk mengerjakan shalat, membayar zakat dan berpuasa. Kami mengimani apa yang dia ucapkan, kami percaya kepadanya, dan kami mengikuti apa yang dia bawa dari Allah. Dan kami sembah Allah tanpa kami sekutukanya denga apapun, yang dia larang kami tinggalkan, dan yang dia bolehkan kami lakukan." Begitulah pembelaan Ja'far bin Abu Thalib kepada raja Najasi.

Ja'far menjelaskan bahwa kaum quraisy memperlakukan kaum muslimin dengan kejam dan tidak adil bahkan mereka menjadi penghalang dalam melakukan ibadah. Ja'far berkata" inilah alasan kami datang ke negeri anda, sebagi satu-satunya pilihan dari pilihan yang ada. 

Disini kami mersa senang dibawah perlindungan anda, dan kami berharap tidak akan diperlakukan tidak adil selama kami bersama anda" kemudian Ja'far juga membacakan beberapa ayat Al-Qur'an.

 Karena kepiawaian Ja'far bin Abu Thalib dalam meyakinkan raja Najashi pada akhirnya raja Najashi menolak dengan tegas untuk menyerahkan kaum muslimin kepada orang-orang kafir quraisy.

Referensi

Iqbal. Afzal, "Diplomasi Islam", Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Indonesia, 2000.   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline