Bagi generasi gen Z yang akrab dengan gawai, jual beli online mungkin bukan masalah yang serius. Sebab rata-rata mereka, dapat lebih cepat berpikir dan bertindak ketika ada kendala dalam jual beli online.
Tetapi bagi generasi gen X yang rata-rata sudah berusia setengah abad bahkan lebih, perlu hati-hati dengan cara belanja modern yang marak akhir-akhir ini.
Dalam beberapa kasus, jual beli online dapat mengkhawatirkan, terutama bagi pembeli. Mengapa demikian?
Selain pemahaman yang kurang pada seluk-beluk jualan online, marketplace, untung rugi, dan segala hal yang berhubungan dengan jual beli online, ada beberapa faktor penyebab lainnya.
Pengalaman yang kurang memuaskan ketika membeli sesuatu, terkadang menjadikan pembeli enggan untuk melakukan jual beli pada waktu berikutnya. Seringkali kerugian yang dirasakan karena kualitas barang yang dibeli tidak sesuai antara contoh barang dengan barang sesungguhnya yang diterima.
Bagaimana sebaiknya agar resiko kerugian saat membeli barang secara online? Seharusnya sebagai pembeli kita harus jeli terhadap kualitas barang yang kita pilih. Teliti dengan merk, harga, bahan, dan sebagainya.
Meninjau berapa rating pada jual beli online juga penting. Berapa bintang yang didapat di toko online, dan bagaimana marketplace dapat dipercaya sebagai penyelenggara pasar di dunia maya (online).
Berbeda jika kita belanja langsung di pasar tradisional. Kita dapat bertemu dengan penjual, dapat memilih barang, dan melakukan pengembalian sesuai perjanjian jika barang yang kita beli tidak sesuai dengan kondisi seharusnya. Waktunya pun dapat lebih cepat.
Tetapi belanja secara online pada toko online maupun marketplace, walaupun ada perjanjian pengembalian/tukar barang yang tidak sesuai, urusannya tidak bisa cepat. Butuh waktu berhari-hari bahkan hingga satu bulan lebih.
Pedagang yang amanah pada toko online dan marketplace sangat kita butuhkan dalam jual beli online. Jika pedagang/penjual sudah kita kenal dalam suatu grup (komunitas), biasanya kekhawatiran dalam jual beli online dapat berkurang. Masa ada sih teman yang dengan sengaja menipu kita?