Lihat ke Halaman Asli

Lamunan Hayat

Diperbarui: 18 Mei 2023   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di rerengkuh angin senja nan sejuk,
Dalam lamunan hayat yang mengalun indah.
Kujumpai hati yang terhanyut dalam renungan,
Merajut kata-kata indah nan terpahat dalam jiwa.

Sepiring cahaya menyinari jendela hati,
Menembus tirai masa lalu yang pernah berlalu.
Dalam lamunan hayat, kujiwai kehadiranmu,
Menari-nari dalam khayalan nan memesona.

Gelap malam melingkupi dunia yang terbungkam,
Namun bintang-bintang tetap berbinar dalam imaji.
Seakan menceritakan cerita di balik lamunan,
Mengisahkan takdir yang terjalin dalam waktu.

Dalam lamunan hayat, ada air mata yang jatuh,
Menyiratkan kesedihan yang tenggelam dalam hati.
Namun dalam rintik hujan yang berdendang lembut,
Ada kekuatan dan harapan yang tak pernah pudar.

Kita bertemu dalam lamunan hayat yang abadi,
Di tempat di mana waktu tak berhenti berlalu.
Sentuhan tanganmu melintas di angkasa malam,
Mengukir cerita cinta yang abadi dalam sanubariku.

Lamunan hayat, tempat di mana kita terbang bebas,
Melepaskan diri dari kungkungan dunia yang nyata.
Dalam genggaman cinta dan impian yang terjalin,
Kita berlayar mengarungi samudera keabadian.

Biarlah lamunan hayat membawa kita pada hakikat,
Bahwa keindahan tak selalu terpahat dalam waktu.
Namun ia hadir dalam setiap hembusan nafas,
Mengiringi langkah kita dalam perjalanan kehidupan.

Dalam lamunan hayat, kita menemukan makna,
Mengurai benang merah yang menghubungkan jiwa.
Di sana, cinta dan keabadian bersatu dalam satu irama,
Menyatu menjadi puisi yang indah nan tiada terkatakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline