Lihat ke Halaman Asli

Komunitas Menulis sebagai Penjaga Literasi di Era Digital

Diperbarui: 10 Agustus 2023   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

"Manusia akan diingat dari adab dan karyanya"

Indonesia berada di nomor 62 dari 70 negara untuk peringkat literasi (literasi baca tulis), Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). (Sumber : Bisnis UMKM.com).

Diantara negara-negara ASEAN Indonesia berada di peringkat paling rendah dan hanya 62% untuk tingkat literasi digital di banding negara lain. Yang indeksnya sudah mencapai 70%. (Sumber : CNBC Indonesia).

Apakah memang benar daya literasi di Indonesia baik baca tulis memang benar-benar rendah. Namun, kita tidak serta merta mengiyakan, karena kita harus mencari tahu apa sebab daya literasi kita begitu rendah. Banyak peran dan hal yang saling berkaitan. Antara lain akses dan kemudahan dalam penyebaran buku bacaan, Minimnya bacaan yang berkwalitas dan bumbu media yang kurang mendidik dan hanya di suguhi hal-hal yang instan.  

Dari sisi lain adalah komunitas-komunitas literasi juga di hadapkan dalam kesulitan dalam persetujuan karya, serta distribusi hasil karya. Dalam era saat ini yang serba teknologi, membuat komunitas literasi berusaha untuk mengikuti jejak tsb. Agar tetap menjadi sebuah gerakan yang mampu menjangkau di lingkungan masyarakat.

Peran Komunitas Menulis

Era digitalisasi media telah mengubah lanskap dunia literasi dan penulisan secara signifikan. Dulu, menulis dan menerbitkan karya memerlukan proses yang panjang dan mahal, namun saat ini dengan hadirnya teknologi dan internet, siapa pun dapat menjadi penulis dan menerbitkan karyanya dengan lebih mudah. Di tengah revolusi ini, komunitas menulis memiliki peranan penting dalam membentuk, mendukung, dan menginspirasi penulis-penulis baru serta memperkaya dunia sastra secara keseluruhan.

  • Pada dasarnya komunitas menulis memberikan dukungan dan tempat berbagi pengalaman di antara penulis-penulis yang berada dalam proses pengembangan karya mereka. Berada di lingkungan yang sejalan dengan minat dan aspirasi mereka memotivasi dirinya sebagai penulis untuk terus berkembang. Baik itu sebagai penulis amatir ataupun profesional.
  • Komunitas ini juga menjadi wadah yang aman untuk saling memberi umpan balik konstruktif dan mendukung perjalanan penulisan mereka. Dengan adanya dukungan ini, penulis merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk terus mengeksplorasi ide-ide baru dan mengasah kemampuan menulis mereka.

Namun sejauh mana, ide dan hasil karya tersebut tersalurkan selama ini. Pernah suatu saat, di awal periode pimpinan Presiden Joko Widodo ada gerakan kirim buku gratis ke Indonesia Timur saat tanggal 17 Agustus. Tetapi saat ini redup lagi, kita tidak menutup mata. Karena payung hukumnya belum ada. Apakah biaya tsb dari Pos Indonesia atau dari instansi mana.

Sehingga tidak adanya kases yang mudah tersebut yang menjadikan salah satu kendala. Baik dalam penyebaran akan kebutuhan buku bacaan ataupun keinginan untuk lebih tahu tentang dunia baca tulis.

Sedangkan komunitas menulis yang ada saat ini masih di dalam lingkaran komunitas yang tertutup. Karena mereka masih bergerak di lingkungannya sendiri, belum mampu untuk melebarkan sayapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline