Lihat ke Halaman Asli

Metropolitan

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

rumitnya jalanan selalu menghantuin, saling mendesak demi waktu yang takkan terulang. Ratusan pondasi selangit menjadi sorotan setiap kelopak mata seseorang. Puluhan, ratusan bahkan ribuan orang melangkah dari segala keterbatasan yang mengharapkan kemulian jemari tangan. Berbagai ras, suku dan agama terkumpul dalam satu wadah.

yang muda terkadang goyah menghadapi kerasnya kehidupan, tetapi semangatnya tak bertitik terus mencoba berlatih demi selembar kertas dan sebutir logam untuk kebahagian sanak saudara. Malam haripun terlihat seperti surga bagi mereka menuangkan alkohol kedalam gelas, bersinergis bersama kawan yang mereka anggap seperti menari diudara dengan imajinasi, disela-sela kerumitan pemikirannya. Namun dedikasi pun tetap bergejolak di otak.

selamat malam selamat berimajinasi!

kamarku 10-10-11




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline