Lihat ke Halaman Asli

Mastia MHalimu

tetap baik

Kepemimpinan dan Manajemen Konflik

Diperbarui: 30 Januari 2021   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisasi adalah kumpulan antara dua orang atau lebih yang berada dalam suatu lembaga tertentu dan saling bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, secara formal didalam suatu ikatan hirarki selalu terdapat hubungan antara satu orang dengan orang lain yang disebut pimpinan dan satu orang atau sekelompok orang disebut bawahan. Didalam suatu organisasi tentunya terdapat banyak macam karakter seseorang yang berbeda sehingganya ada saling ketergantungan dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Karakter yang berbeda dalam suatu organisasi menyebabkan terdapat perbedaan yang sering kali menyebabkan ketidak cocokan dan akhirnya menimbulkan konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi. Sehingganya kemampuan manajemen konflik sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi agar dapat memecahkan masalah dengan pengambilan keputusan denan masalah yang ada untuk menemui suatu hasil yang di inginkan untuk menghalangi konflik antara satu orang dengan orang lain ataupun dengan pimpinan.

Konflik adalah suatu kondisi dimana tidak ada keharmonisan dalam suatu organisasi akibat pertentangan akibat perbedaan pendapat yang tidak mencapai kesepakatan dalam menjalankan visi atau misi organisasi, Menurut Eisenhardt et al. (1997) konflik merupakan suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian atau perbedaan antara dua pendapat (sudut pandang), baik itu terjadi dalam ukuran (organisasi), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota organisasi, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan sistem imbalan yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

          Gaya kepimpinan dapat mempengaruhi penyelesaian konflik dengan melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi, adapun model gaya kepemimpinan dibagi menjadi beberapa pendekatan yaitu kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan bebas, Winardi (Tumbol, 2014), gaya kepemimpinan otoriter didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan tindakan yang arbitrer dalam hubungan antara pimpinan dengan pihak bawahan. Gaya kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif dan dinamis dan terarah. Gaya kepemimpinan laissez faireini sang pemimpin praktis tidak memimpin dia membiar kan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri (Kartono, 2005).

          Manajemen konfik merupakan gabungan antara dua unsur kata yaitu konflik dan manajemen, konflik diartikan sebagai perselisihan yang terjadi antara dua orang yang saling bergantung. Konflik ada yang bersifat membangun ada pula yang merusak sebuah organisasi sehingga diperlukan untuk digunakan memberikan perubahandan inovasi pada individu dan organisasi. Sedangkan manajemen merupakan proses pengorganisasian secara terencana terukur dan produktif. Untuk itu manajemen dapat dipahami secara pengetahuan dan wawasan sehingga dapat mengenal bagaimana cara mengelolah konflik dan dirawat agar konflik dapat menguntukan, menghasilkan atau bahkan harus ditinggalkan. Upaya pengelolaan konflik yang dibutuhkan kesadaran dalam penyusunannya agar tercapai keluaran konflik yang di harapkan organisasi.

            Adapun tujuan artikel ini yaitu untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam sebuah organisasi dengan model atau gaya kepemimpinan yang ada dalam penyelesaian konflik dengan manajemen konflik.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kepemimpinan

          Menurut Badeni (2013: 2), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. McShane dan Von Glinow (2010: 360) menyatakan kepemimpinan adalah tentang memengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain memberikan kontribusi ke arahefektivitas dan keberhasilan organisasi di mana mereka menjadi anggotanya. Robbins dan Judge (2015: 410) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi suatu kelompok  menuju pencapaian sebuah visi atau serangkaian tujuan.

3. Sifat Kepemimpinan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline